Harga CPO
Harga (CPO) atau minyak kelapa sawit di bursa derivatif Malaysia pada Februari 2024 menguat 39 poin menjadi 3,722 ringgit per metrik ton. Kemudian, kontrak Maret 2024 menguat 41 poin menjadi 3,734 ringgit per metrik ton.
Mengutip Reuters, minyak sawit berjangka Malaysia telah ditutup lebih tinggi selama empat hari berturut-turut pada Selasa (9/1) dibantu oleh kekuatan minyak saingannya lantaran pasar menunggu data bulanan dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) pada Rabu (10/1).
"Kontrak berjangka diperdagangkan lebih tinggi menyusul pemulihan bullish pada palmolein RBD [dimurnikan, diputihkan, dan dinetralisir] Dalian, minyak kedelai dan minyak rapeseed berjangka ZCE [Bursa Komoditas Zhengzhou] pada jam-jam Asia hari ini, juga pemulihan bullish pada minyak kedelai Chicago semalam," jelas Kepala Riset dari Sunvin Group yang berbasis di India, Anilkumar Bagani.
Lanjutnya, Anil juga mengatakan bahwa penundaan kapal karena masalah Laut Merah juga mendukung sentimen bullish.
Kontrak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1, naik 0,35%, sedangkan kontrak minyak kelapa sawit, DCPcv1, naik 0,28%. Harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) BOcv1 naik 1,17%.
Harga minyak juga stabil di awal perdagangan setelah turun di sesi sebelumnya, karena pasar mempertimbangkan ketegangan di Timur Tengah terhadap kekhawatiran permintaan dan meningkatnya suplai OPEC.
Baca Juga
Menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao, minyak kelapa sawit dapat menguji support 3.607 ringgit per ton, dan jatuh ke kisaran 3.576-3.607 ringgit.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang perdagangan kontrak minyak kelapa sawit, Ringgit malaysia, ditutup menguat 0.19% terhadap dolar AS. Ringgit yang lebih kuat membuat minyak kelapa sawit kurang menarik bagi pemegang mata uang asing.