Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapitalisasi Pasar Starbucks Hilang Rp186,38 Triliun, Dampak Boikot

Saham Starbucks di Wall Street terguncang dalam beberapa minggu terakhir dipicu oleh kombinasi aksi boikot, pemogokan staf, hingga promosi liburan yang sepi.
Suasana gerai kopi Starbucks di San Francisco, California, AS, Kamis (22/7/2021) Bloomberg/David Paul Morris
Suasana gerai kopi Starbucks di San Francisco, California, AS, Kamis (22/7/2021) Bloomberg/David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Starbucks Corp. mengalami gejolak dalam beberapa minggu terakhir, yang dipicu oleh kombinasi aksi boikot, pemogokan staf, hingga promosi liburan yang sepi. Saham Starbucks di Wall Street mengalami rekor kerugian dan kapitalisasi pasar lenyap hampir US$12 miliar setara Rp186,38 triliun (kurs Rp15.532).

Saham Starbucks tercatat anjlok 1,6% pada Senin (4/12/2023), atau penurunan selama 11 sesi berturut-turut, yang merupakan koreksi terlama sejak debut publik Starbucks di Bursa AS pada 1992. Secara total, kemerosotan sahm tersebut telah menghapus 9,4% kapitalisasi pasar Starbucks, atau penurunan hampir US$12 miliar.

“Data penjualan pihak ketiga mengisyaratkan perlambatan material di Starbucks pada bulan November setelah raksasa kopi tersebut menghasilkan pertumbuhan penjualan yang kuat sebesar 8% pada kuartal fiskal keempat, tulis analis JPMorgan Chase & Co. John Ivankoe, mengutip Bloomberg, Kamis (7/12/2023).

Ivankoe menurunkan perkiraan penjualan kuartal pertama Starbucks di AS menjadi pertumbuhan 4% dibandingkan periode tahun lalu, untuk mencerminkan promosi liburan Natal yang mungkin kurang berhasil dibandingkan acara Pumpkin Spice Latte musim gugur. Dia memperkirakan lonjakan 6% dalam penjualan toko domestik yang sama secara triwulanan.

Saham Starbucks sempat menguat pada paruh pertama bulan November, setelah perusahaan kopi tersebut melaporkan hasil kuartalan yang melampaui ekspektasi dan memberikan prospek penjualan yang lebih baik dari yang dikhawatirkan untuk tahun fiskal 2024.

Namun saham tersebut telah jatuh selama dua minggu terakhir di tengah kekhawatiran tentang data pertumbuhan ekonomi China yang lambat dan tren penjualan, kata Ivankoe, yang memberikan peringkat overweight pada saham Starbucks.

Analis Wedbush Securities Inc., Nick Setyan mengatakan para investor khawatir bahwa penjualan serupa di AS mungkin jauh dari ekspektasi konsensus pada kuartal saat ini karena data kartu kredit telah mengisyaratkan perlambatan selama sekitar tiga minggu terakhir.

Setyan menyematkan peringkat netral terhadap saham Starbucks. Ia menyebut saham tersebut sebagai salah satu yang paling sensitif terhadap tanda-tanda kelemahan konsumen.

Pada bagian lain, boikot terhadap gerai Starbucks yang bermarkas di Seattle, Washington mempunyai dampak mendalam. Mengutip Newsweek, Starbucks menyentuh isu-isu geopolitik yang sensitif setelah perusahaan tersebut berada dalam situasi yang panas menyusul cuitan di platform X (Twitter) dari Starbucks Workers United, yakni serikat pekerja yang mewakili banyak barista mereka, yang menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina.

Respons cepat perusahaan ini memicu serangkaian boikot, dan seruan boikot bergema di seluruh platform media sosial. Tindakan hukum perusahaan terhadap serikat pekerja telah meningkatkan perdebatan, sehingga membuat Starbucks harus menjalankan operasi bisnisnya di tengah ekspresi politik.

Pemogokan serikat pekerja Starbucks juga menyoroti pentingnya peningkatan penempatan staf, penjadwalan, dan tawar-menawar mengenai negosiasi kontrak. Para pekerja menuntut kondisi kerja yang lebih baik, terutama pada hari-hari sibuk yang menurut mereka menguji batas kapasitas dan semangat staf. 

Manajemen Starbucks menyangkal melakukan kesalahan apa pun dalam skenario ini, namun menghadapi tantangan untuk mempertahankan reputasi mereknya di tengah isu-isu global yang memecah belah.

Dalam percakapan telepon dengan para analis baru-baru ini, CEO Starbucks Laxman Narasimhan mengatakan dia tetap optimistis mengenai diversifikasi channel perusahaan dan kemampuannya untuk melibatkan pelanggan meskipun terdapat tantangan makroekonomi dan perubahan perilaku konsumen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Blooomberg/Newsweek
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper