Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Kupu-kupu Masuknya KakaoBank bagi Saham Bank Digital

Rencana Investasi KakaoBank Corp di PT Super Bank Indonesia memberi secercah harapan bagi industri bank digital.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana Investasi KakaoBank Corp di PT Super Bank Indonesia memberi secercah harapan bagi industri bank digital yang memiliki ekosistem tersendiri. Rencana tersebut sekaligus menegaskan prospek jangka panjang bank teknologi di Indonesia amat menjanjikan.

Direktur Segara Institut Piter Abdullah Redjalam menjelaskan rencana KakaoBank mengakuisisi 10% saham Superbank menunjukkan minat investor, termasuk dari luar negeri, terhadap bank digital masing tinggi.

Namun, Piter menekankan dari berbagai bentuk bisnis model bank digital, kemampuan bank tertanam dalam ekosistem menjadi nilai tambah di mata investor. Hal ini menjelaskan alasan KakaoBank tertarik dengan SuperBank yang ditopang ekosistem Grab dan EMTEK.

Di Korea Selatan KakaoBank lahir dari rahim aplikasi pesan singkat, KakaoTalk. Lebih dari 90% penduduk Korea Selatan menggunakan platform percakapan online ini. Sebelum meluncurkan KakaoBank pada 2017, Kakao Corporation lebih dulu memperkenalkan KakaoPay pada 2014 sebagai platform pembayaran. 

Jadi, dari sebuah ekosistem digital KakaoTalk lahir KakaoPay dan kemudian KakaoBank. Bank-nya berkembang sangat pesat karena ditopang ekosistem yang sangat kuat dengan basis pengguna yang sangat besar.

Menurut Piter, SuperBank yang dibekingi Emtek dan Singtel sehingga menjadi penopang utama layanan finansial di ekosistem Grab. Dalam konteks tersebut, lanjutnya, Jago pun sudah terintegrasi dengan ekositem GOTO dan Seabank dengan Shopee. “Kehadiran Kakao di Superbank menunjukkan investor kian selektif dalam memilih bank digital. Investor melihat, tech based bank yang menjadi bagian dari ekosistem digital memiliki peluang sukses lebih besar,” kata Piter.

Integrasi bank dan platform digital akan tercermin pada produk inovatif hasil kolaborasi antara keduanya. Mulai dari produk pembayaran, transfer, pinjaman hingga layanan jasa keuangan lainnya. Adapun bank digital tersebut punya akses istimewa ke para pengguna aplikasi. “Dengan kata lain, bank seperti Jago, Seabank dan Superbank seperti punya outlet atau “cabang” di ekosistem GOTO, GRAB dan Shopee,” katanya.

Catatan saja, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sejumlah investor anyar di sektor perbankan telah bermunculan, baik akuisisi langsung maupun menjalin kerja sama dengan perusahaaan lokal.

Perusahaan fintech asal Hong Kong (welab) bersama dengan Astra International mengakuisisi saham Bank Jasa Jakarta. Kemudian Akulaku mengakuisisi saham Bank Neo Commerce yang dahulu Bank Yudha Bhakti dan Sea Limited menjadi pengendali Seabank (dahulu Bank Kesejahteraan Ekonomi).  Lewat proses Rights Issue, sovereign wealth fund Singapura, GIC juga menjadi pemegang saham 9% di Bank Jago.

Sebagaimana diketahui, KakaoBank menyatakan akan mengakuisisi 10% saham Superbank melalui mekanisme penerbitan saham baru. KakaoBank juga akan menjalin kemitraan jangka panjang dengan Superbank dan para pemegang sahamnya, termasuk Grab, Singtel, dan Emtek.

“Dengan investasi strategis dan kolaborasi bersama Superbank yang merupakan langkah pertama dari bisnis global KakaoBank, KakaoBank akan menciptakan masa depan keuangan dengan berkolaborasi bersama mitra terkemuka di Asia Tenggara untuk bersama-sama membangun platform teknologi finansial digital yang dimulai dengan Superbank di Indonesia,” ujar Chief Executive Officer KakaoBank Corp Yun, Ho Young dalam keterangan resmi.

Letupan Saham Bank Digital

Menurut Raditya Krisna Pradana, analis Kanaka Hita Solvera, rencana akuisisi 10% saham Superbank oleh Kakaobank juga akan memberikan sentimen positif terhadap pergerakan saham bank digital. Terlebih, kinerja saham bank digital saat ini cenderung menurun sehingga menjadi kesempatan bagi investor untuk mengoleksi saham dengan harga diskon.

Saham Bank Neo Commerce, misalnya, hingga penutupan Rabu (11/10/2023) telah turun -52% secara year to date. Saham Bank Jago dan Allo Bank juga telah terkoreksi di atas 40% secara year to date.

Dia mengatakan kinerja saham bank digital saat ini tidak mencerminkan aspek fundamental. Pasalnya,  fundamental bank mengalami perbaikan yang cukup signifikan di mana penyaluran kredit dan pengumpulan DPK terus bertumbuh. Di samping itu, bank digital juga telah mampu mencetak laba bersih sehingga model bisnis yang dijalankan cukup terbukti membuahkan hasil.

Dari bank digital eksisting saat ini, Radit menilai saham ARTO memiliki potensi rebound paling besar, apalagi setelah GOTO merilis aplikasi GoPay tersendiri. “Sudah santer terdengar, Jago dan GoPay akan membuat produk bersama yang akan membawa bank digital dan dompet digital ke level lebih tinggi. Bisa jadi, kolaborasi itu akan menjadi puncak integrasi kedua nya dan signifikan untuk industri,” katanya.

Saat ini, kontribusi ekosistem GoTo terhadap bisnis Bank Jago baru mencapai 30%. “Ini menunjukkan ruang kontribusi dan pertumbuhannya masih terbuka lebar apabila Jago dan GOTO makin agresif dan intensif melakukan monetisasi semua peluang bisnis,” katanya.

Di sisi lain, earning per share (EPS) ARTO per Q2 2023, sudah setara dengan EPS Full Year 2021 yang merupakan EPS tertinggi dalam tiga tahun terakhir. "Kondisi ini tentunya juga menjadi katalis positif bagi fundamental ARTO khususnya di tahun ini,"pungkas Radit.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper