Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuota Sukuk Ritel SR019 Rp25 Triliun & Minat Investor Pemula pada Obligasi Pemerintah

Kementerian Keuangan menaikan target penerbitan sukuk ritel seri SR019 jadi Rp25 triliun seiring tingginya antusiasme investor pemula pada obligasi pemerintah.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menaikan target penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) jenis sukuk ritel seri SR019 menjadi Rp25 triliun seiring dengan antusiasme tinggi investor pada obligasi pemerintah.

Mengacu data salah satu mitra distribusi (midis) Investree pada Senin (12/9/2023), target penerbitan SR019 tenor tiga tahun atau SR019-T3 terpantau naik menjadi Rp15 triliun, dari target sebelumnya sebanyak Rp10 triliun. 

Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan bahwa penambahan kuota SR019-T3 dilakukan dengan mempertimbangkan tingginya antusiasme masyarakat untuk mulai berinvestasi pada produk obligasi pemerintah. 

"Iya [target SR019-T3 dinaikkan] karena melihat antusiasme serta demand masyarakat yang besar," ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis, dikutip Rabu (13/9/2023). 

Adapun hingga Rabu (13/9/2023) pukul 08.50 WIB, SR019 tenor tiga tahun telah laku terjual sebanyak Rp11,31 triliun atau sekitar 75,41 persen dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp15 triliun. 

Jumlah tersebut menunjukkan bahwa masih ada sekitar Rp3,68 triliun kuota SRO19-T3 yang dapat dibeli di sisa masa penawaran. 

Di sisi lain, Kemenkeu memutuskan untuk tetap mempertahankan target penjualan SR019 tenor lima tahun pada posisi Rp10 triliun. Hal ini karena angka penjualan SR019-T5 saat ini masih terpaut jauh dari target yang ditetapkan. 

Hingga pagi ini, baru ada sekitar Rp5,30 triliun SR019-T5 yang dibeli oleh masyarakat Indonesia. Artinya, kuota SR019-T5 masih tersisa sebanyak Rp4,69 triliun pada hari penawaran ketiga belas. 

Sebagaimana diketahui, Kemenkeu resmi meluncurkan sukuk ritel seri SR019 pada Jumat (1/9/2023). Masa penawaran SR019 akan berlangsung hingga 20 September mendatang. 

Sama seperti sukuk ritel seri SR018, SR019 juga diterbitkan dalam dua seri pada satu waktu, yaitu untuk tenor tiga tahun dan lima tahun. Masing-masing tenor memiliki imbal hasil atau kupon yang berbeda, di mana SR019-T3 menawarkan kupon sebesar 5,95 persen dengan tanggal jatuh tempo pada 10 September 2026.  

Sedangkan SR019-T5 memiliki tingkat imbalan hasil sebesar 6,10 persen dengan tanggal jatuh tempo 10 September 2028.  

Investor ritel dapat membeli kedua seri SR019 dengan minimal pemesanan Rp1 juta berlaku kelipatannya, dengan maksimal pemesanan sebesar Rp5 miliar untuk SR019-T3 dan Rp10 miliar untuk SR019-T5.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa SR019 masih menjadi salah satu instrumen investasi yang digandrungi masyarakat karena memiliki imbal hasil yang jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan produk lainnya.  

Hal ini karena SR019 memiliki tingkat imbal hasil atau kupon tetap (fixed rate) untuk setiap jenis tenornya. Artinya, para investor SR019 akan memperoleh imbal hasil yang sama setiap tahunnya hingga waktu jatuh tempo. 

Selain itu, SR019 juga akan terus diminati masyarakat karena kelebihannya yang dapat dijadikan sebagai alternatif passive income yang dikelola secara syariah.

Senada, Head of Sales Mandiri Investasi Vina Cahyadi menyebut obligasi pemerintah sebagai pilihan yang tepat bagi para investor pemula. Hal ini lantaran obligasi yang diterbitkan pemerintah cenderung minim risiko, seperti gagal bayar karena telah dijamin oleh pemerintah. 

Selain itu, obligasi pemerintah biasanya juga memiliki tingkat kupon atau imbal hasil yang tetap (fixed rate). Hal ini berarti investor obligasi pemerintah akan menerima imbal hasil dengan besaran kupon yang sama setiap bulannya dan dapat dijadikan sebagai passive income

"Lalu, untuk pemula menurut saya mulai dari yang simple dulu, dimulai dari instrumen yang gampang atau mudah dimengerti dan dipelajari seperti obligasi pemerintah, contohnya ORI, sukuk ritel, sukuk tabungan, dsb," tuturnya dalam agenda Hypetalk 'Generasi Si Paling Investasi', belum lama ini.  

Meski obligasi pemerintah memiliki sederet kelebihan dibanding instrumen investasi lainnya, namun Vina meminta investor untuk mewaspadai potensi mengalami kerugian atau capital loss ketika memutuskan untuk menjual obligasi pemerintah di pasar sekunder. 

Sebab, kondisi pasar sekunder akan bergantung pada ekspektasi investor terhadap suku bunga acuan seperti Bank Indonesia 7 Days Repo Rate (BI7DRR). Ketika ekspektasi investor terhadap suku bunga naik, maka harga obligasi akan naik. Sebaliknya, jika ekspektasi investor terhadap suku bunga turun, harga obligasi biasanya akan bertumbuh. 

"Kalau mau jual obligasi pemerintah itu bisa di pasar sekunder, itu jual di harga pasar. Bisa saja harganya di bawah harga beli sebelumnya, jadi tentu ada risiko di situ ya," sambung Vina.

Mengutip informasi dari laman resmi OJK, obligasi pemerintah sendiri memiliki makna sebagai surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah dengan nilai nominal dan waktu jatuh tempo tertentu. 

Terdapat beberapa jenis obligasi pemerintah yang dapat dipilih oleh masyarakat, antara lain adalah obligasi negara ritel Indonesia (ORI), sukuk ritel (SR), sukuk negara tabungan (ST), serta saving bond ritel (SBR). 

Adapun, dana yang terkumpul dari penerbitan obligasi negara akan dialokasikan untuk keperluan pembiayaan anggaran pemerintah seperti menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), menutup kekurangan kas jangka pendek akibat adanya ketidaksesuaian antara penerimaan dan pengeluaran dari rekening kas negara dalam satu tahun anggaran, hingga mengelola portofolio utang negara. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper