Bisnis.com, JAKARTA – Investor kawakan Lo Kheng Hong menjual sebagian saham emiten ban PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) miliknya.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek per 31 Juli 2023, Lo Kheng Hong tidak terdaftar dalam daftar pemegang saham (DPS) terbesar. Padahal investor yang disebut sebagai Warren Buffett Indonesia ini memiliki lebih dari 5 persen saham GJTL pada bulan sebelumnya. Tepatnya 180 juta saham atau setara 5,16 persen.
Saat dikonfirmasi Bisnis, Lo Kheng Hong menyampaikan bahwa dirinya hanya mengurangi sedikit kepemilikan sahamnya di Gajah Tunggal.
"Saya hanya mengurangi sedikit kepemilikan saham saya di Gajah Tunggal. Saham Gajah Tunggal saya masih banyak, belum habis," jelasnya melalui pesan singkat, Senin (14/8/2023).
Investor saham Lo Kheng Hong
Pada periode 7-10 Juli 2023, Lo kheng Hong terpantau telah menjual sebagian saham GJTL atau sebanyak 4.873.600 saham. Saat itu, data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia menyebutkan kepemilikan Lo Kheng Hong pada saham GJTL berkurang menjadi 5,03 persen dari sebelumnya sebesar 5,17 persen.
Baca Juga
Dengan asumsi harga GJTL pada penutupan perdagangan 7 Juli 2023 yaitu sebesar Rp1.275 per saham serta jumlah saham yang dijual pada saat itu, maka Lo Kheng Hong berpotensi mendulang cuan sebesar Rp6,21 miliar.
Selain nama Lo Kheng Hong yang menjual habis saham GJTL, laporan bulanan registrasi pemegang efek juga menunjukkan perubahan jumlah pemegang saham dari sebelumnya sebanyak 26.988 investor menjadi 29.343 investor. Jumlah tersebut lebih banyak 2.355 dari bulan sebelumnya.
Jumlah investor tersebut menggenggam 1.411.347.557 saham atau sebanyak 40,5 persen dari total keseluruhan saham GJTL yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 3.484.800.000 (3,48 miliar) saham.
Denham Pte. Ltd. masih menjadi pemegang saham terbesar dengan mengempit 1.724.972.443 saham atau sebanyak 49,5 persen saham. Kemudian Compagnie Financiere Michelin menggenggam 10 persen saham GJTL atau sebanyak 348.480.000 saham. Keduanya merupakan badan usaha asing.
Adapun berdasarkan data RTI Business, kepemilikan saham oleh direksi dan komisaris yaitu Lei Huai Chin dan Kisyuwono masing-masing hanya sebanyak 4.500 saham dan 200.000 saham.
Sementara itu, saham GJTL pada penutupan perdagangan Jumat (11/8/2023) terpantau turun 1,08 persen ke posisi Rp920 per saham. Secara year-to-date, GJTL telah naik 64,29 persen.
Sepanjang Juli 2023, dalam empat hari berturut-turut, 3 – 6 Juli 2023 saham GJTL melonjak 58,57 persen dari posisi Rp845 ke level 1.340 per saham.
Kinerja Gajah Tunggal
Emiten produsen ban GT Radial hingga IRC Gajah Tunggal sejatinya menorehkan kinerja positif sepanjang semester I/2023 setelah mampu membalikan rugi menjadi laba Rp359,09 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, GJTL membukukan pendapatan bersih sebesar Rp8,11 triliun pada enam bulan pertama 2023, angka tersebut turun 2,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,27 triliun.
Secara perinci berdasarkan pasar, penjualan ban domestik pihak berelasi GJTL tercatat sebesar Rp19,73 miliar. Sementara penjualan ekspor pihak berelasi tecatat sebesar Rp853 miliar.
Adapun, penjulan ban pasar domestik pihak ketiga tercatat sebesar Rp6,21 triliun, naik 7,3 persen dibandingkan semester I/2023. Untuk penjulan ban eskpor pihak ketiga juga naik 23,55 persen menjadi Rp1,15 triliun dari sebelumnya Rp934,42 miliar.
Turunnya penjualan bersih GJTL diikuti juga dengan penurunan beban pokok penjualan sebesar 8,01 persen menjadi Rp6,59 triliun dari sebelumnya Rp7,17 triliun.
Alhasil, laba kotor perseroan terkerek 36,11 persen menjadi Rp1,51 triliun dibanding semester I/2022 sebesar Rp1,11 triliun.
Emiten ban yang memiliki pabrik di Kota Serang dan Tangerang itu juga mendapatkan keuntungan dari selisih kurs sebesar Rp130,63 miliar hingga akhir Juni 2023 dibanding tahun sebelumnya yang rugi Rp90,70 miliar.
Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisiensikan, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk GJTL tercatat sebesar Rp359,09 miliar atau meroket 662 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan semester pertama 2022 yang membukukan rugi sebesar Rp63,88 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset GJTL turun menjadi Rp18,80 triliun dibandingkan dari posisi akhir 2022 yang sebesar Rp19,01 triliun.
Liabilitas perseroan turun tipis menjadi Rp11,32 triliun dibanding akhir Desember 2022 sebesar Rp11,79 triliun. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp7,47 triliun dibanding akhir Desember 2022 yang sebesar Rp7,22 triliun.
___
Catatan redaksi: Berita ini mengalami revisi di bagian judul dan konten sesuai dengan informasi yang lebih relevan. Mohon maaf atas kekeliruan yang terjadi.