Bisnis.com, JAKARTA - PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL) mengalami oversubscribed alias kelebihan permintaan selama masa IPO berlangsung mencapai 56,64 kali.
Anak usaha Grup Erajaya itu mampu meraup dana IPO sebanyak Rp404,6 miliar melalui penerbitan 1,03 miliar saham baru di bursa. Perolehan tersebut bersumber dari penetapan harga IPO saham ERAL pada Rp390 per saham.
Dari dana IPO yang diperoleh, sekitar 37 persen akan digunakan untuk ekspansi bisnis eksisting. Kemudian sekitar 13,75 persen akan digunakan untuk untuk mendukung ekspansi bisnis baru. Selebihnya sebesar 49,25 persen digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja ERAL.
Direktur Utama PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) Djohan Sutanto mengatakan pihaknya hadir untuk memanfaatkan potensi besar dari sektor ritel gaya hidup yang terus berkembang di Indonesia. Ditambah lagi kegiatan konsumsi merupakan penopang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi nasional hingga saat ini.
“Bermodalkan pengalaman di sektor ritel serta dukungan dari pemegang saham mayoritas, kami terus mengembangkan bisnis dengan memaksimalkan bisnis perusahaan yang sudah berjalan serta menangkap peluang-peluang baru di masa mendatang,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (8/8/2023).
Djohan mengatakan ERAL berupaya terus mengembangkan bisnis di sektor ritel gaya hidup didorong oleh keyakinan bahwa pertumbuhan penduduk usia produktif (15-59 tahun) akan menjadi pendorong utama peningkatan pengeluaran konsumsi produk gaya hidup aktif di Indonesia.
Baca Juga
Dalam hal ini, terdapat 177 juta penduduk Indonesia atau 66 persen dari total penduduk yang termasuk dalam kelompok penduduk kategori usia produktif. Karena populasinya yang besar, Indonesia memiliki ukuran pasar ritel tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya dengan perkiraan nilai pasar sebesar US$314,2 miliar pada 2025 berdasarkan data dari Frost & Sullivan.
“Permintaan produk gaya hidup aktif di Indonesia menunjukkan trajectory yang positif, mengingat dominasi penduduk usia produktif menjadi pendukung utama pertumbuhan PDB dan konsumsi di Indonesia,” pungkas Djohan Sutanto.
Dalam aksi korporasi ini, ERAL dibantu oleh PT BNI Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Setelah IPO, komposisi pemegang saham ERAL menjadi PT Erajaya Swasembada Tbk 79,9998 persen, masyarakat 19,9764 persen, Employee Stock Allocation (ESA) 0,0236 persen, dan Jemmy Hady Wijaya 0,0002 persen.