Bisnis.com, JAKARTA — Sederet saham sektor mineral dan gas (Migas) seperti, MEDC, RAJA hingga AGII bergerak di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (25/7/2023) di tengah isu larangan ekspor gas untuk kontrak baru oleh pemerintah.
Berdasarkan data RTI Business pukul 09.01 WIB, beberapa saham gas seperti PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Surya Essa Perkasa Tbk. (ESSA), PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) PT Samator Indo Gas Tbk. (AGII) bergerak menguat. Sementara itu justru saham emiten pelat perah PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) yang bergerak labil.
Hingga satu jam perdagangan MEDC, ESSA, RAJA, dan AGII konsisten berada di zona hijau. MEDC naik 3 persen ke posisi Rp1.035 per saham. Kemudian ESSA juga terpantau naik ke level Rp675 per saham atau menguat 0,75 persen.
Saham milik suami Puan Maharani, Happy Hapsoro juga tak mau ketinggalan, RAJA naik 0,53 persen ke level Rp945 per saham. Sementara itu AGII naik tipis 0,26 persen.
Berbeda dengan yang lain, PGAS justru kembali ke posisi pembukaan atau stagnan ke posisi Rp1.395 per saham. Selama perdagangan saham PGAS bergerak di level Rp1.390 hingga Rp1.410 per saham.
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi mengatakan bahwa saat ini kebijakan dari pemerintah Indonesia memang memprioritaskan gas hasil dalam negeri untuk kebutuhan domestik.
Baca Juga
“Mengenai larangan ekspor [gas], bahwa memang kebijakan kita adalah memanfaatkan untuk domestik,” kata Kurnia di Gedung SKK Migas dikutip, Rabu (19/7/2023).
Isu penghentian ekspor gas tersebut kembali berembus saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyinggungnya. Saat itu, Luhut mengatakan pemerintah bakal menghentikan ekspor gas untuk kontrak baru seiring dengan fokus pengembangan industri bernilai tambah tinggi di dalam negeri beberapa waktu tahun terakhir.
Luhut mengatakan, rencana itu masih dimatangkan menyusul tren konsumsi domestik yang belakangan tumbuh signifikan. Dia juga menuturkan bahwa hal tersebut akan segera dilaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Bertahun-tahun kita ekspor LNG [liquefied natural gas], padahal kita butuh, sudah kita siapkan laporan ke presiden, kontrak yang sudah ada ya sudahlah jalan, tapi yang sudah selesai kita setop,” kata Luhut, Selasa (30/5/2023).