Bisnis.com, JAKARTA — Taipan Susilo Wonowidjojo, bos emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), telah menyuntikkan dana Rp13 triliun untuk mempercepat penyelesaian Bandara Internasional Dhoho di Kediri agar dapat melayani jemaah Haji dan Umrah pada 2024.
Pada akhir Maret lalu, emiten rokok Gudang Garam kembali menyuntikkan modal ke anak usahanya, PT Surya Dhoho Investama (SDHI), sebesar Rp3 triliun untuk mendukung kelanjutan proses pembangunan Bandar Udara Terpadu di Kediri, Jawa Timur yang dibangun perseroan melalui SDHI.
Dalam transaksi terafiliasi dengan emiten milik Susilo Wonowidjojo ini, GGRM melakukan pengambilan saham-saham baru yang dikeluarkan SDHI sejumlah 3 juta saham, dengan penyetoran tambahan modal sebesar Rp3 triliun sehingga modal ditempatkan dan modal disetor SDHI bertambah menjadi Rp13 triliun dari sebelumnya Rp10 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan perseroan tahun buku 2022, Presiden Direktur Gudang Garam Susilo Wonowidjojo juga tercatat sebagai Komisaris PT Surya Dhoho Investama (SDHI).
SDHI juga tercatat telah menandatangani perjanjian kerja sama operasi dengan PT Angkasa Pura I (Persero) untuk melayani jasa kebandarudaraan di Bandara Dhoho Kediri, yang dijadwalkan sudah dapat beroperasi pada 2024, selama 50 tahun sejak 7 September 2022.
Proyek Bandara Internasional Dhoho di Kediri tersebut menjadi proyek bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan pembiayaan swasta murni dan tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Secara keseluruhan, progres pembangunan Bandara Dhoho telah mencapai 94,31 persen yang terdiri dari pekerjaan sisi darat atau landside sebesar 75,78 persen, serta kumulatif pekerjaan tanah dan sisi udara airside mencapai 97,85 persen dengan rincian pekerjaan tanah 100 persen dan pekerjaan airside 74,60 persen.
Bandara Dhoho diharapkan dapat menjadi bandara pengumpan di jalur Selatan Jawa yang melayani penerbangan domestik khususnya untuk masyarakat di 7 (tujuh) kabupaten antara lain: wilayah Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung.
Bandara Gudang Garam Diupayakan Layani Haji dan Umrah 2024
Adapun, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana meninjau salah satu proyek strategis nasional (PSN) yaitu Bandara Dhoho Kediri, di Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada Jumat (14/7/2023).
Menhub mengungkapkan akan mengupayakan adanya penerbangan Umrah mulai 2024 setelah bandara selesai dibangun.
“Kami akan mulai koordinasi dengan pihak GACA (General Authority of Civil Aviation) atau Dirjen Perhubungan Udara Arab Saudi. Kalau ini disetujui pihak GACA, maka minimal kita akan buka penerbangan Umrah,” ujarnya akhir pekan lalu.
Budi Karya juga mengatakan akan membuka peluang penerbangan haji pada 2024. Untuk itu dia menyarankan untuk menambah fasilitas di sekitar bandara seperti hotel dan fasilitas pendukung lainnya.
“Kami ingin memberikan suatu kualifikasi di bandara ini dengan fasilitas yang lengkap. Kami juga mohon dukungan Bupati Kediri untuk mulai mensosialisasikan bandara ini dan rencana pembukaan penerbangan Umrah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menhub menjelaskan, terus melakukan pembahasan dan berkoordinasi secara intensif dengan Gudang Garam sebagai pihak yang mendanai dan membangun Bandara Kediri, agar penyelesaian pembangunannya dapat dilakukan sesuai dengan target dan dapat segera dirasakan manfaatnya bagi masyarakat di Kediri dan sekitarnya.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berharap pada awal 2024 bandara sudah bisa dioperasikan dan digunakan sebagai penerbangan Umrah. “Kalau untuk penerbangan Haji dibutuhkan adanya asrama haji dan Rumah Sakit terdekat yang dipersyaratkan oleh pihak GACA Arab Saudi. Tetapi perlahan dan bertahap kami akan lakukan itu,” ujarnya.
Kehadiran Bandara Kediri diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dari dan ke Kediri dan mempersingkat waktu tempuh. “Jika melewati jalur darat, waktu tempuh perjalanan dari Surabaya atau Malang ke Kediri membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Namun jika menggunakan pesawat hanya sekitar satu jam dan dari Jakarta-Kediri dapat ditempuh sekitar 1,5 jam. Dengan runway atau landas pacu sepanjang 3.300 meter, bandara ini nantinya bisa didarati oleh pesawat jenis apapun,” tambahnya.