Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap Diakuisisi Happy Hapsoro, Bukit Uluwatu (BUVA) Bidik Pertumbuhan Kinerja

PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) yang akan diakusisi Hapsoro Sukmonohadi atau Happy Hapsoro optimistis mencatatkan pertumbuhan kinerja pada 2023.
PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) yang akan diakusisi Hapsoro Sukmonohadi atau Happy Hapsoro optimistis mencatatkan pertumbuhan kinerja pada 2023.
PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) yang akan diakusisi Hapsoro Sukmonohadi atau Happy Hapsoro optimistis mencatatkan pertumbuhan kinerja pada 2023.

Bisnis.com, JAKARTA  — Emiten pengelola Hotel Alila dan Dialog, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) optimistis mencatatkan pertumbuhan kinerja pada 2023. Perusahaan yang akan diakuisisi oleh salah satu entitas milik Hapsoro Sukmonohadi atau Happy Hapsoro itu meyakini peningkatan aktivitas di sektor bisnis dan wisata bakal berdampak positif ke kinerja.

BUVA tercatat memiliki sejumlah portofolio di bisnis perhotelan seperti Alila Villas Uluwatu, Alila Ubud, Alila Manggis dan Alila SCBD. BUVA juga mengoperasikan sarana F&B dan Lifestyle, seperti Liberte, VK, Le Burger, Chao Chao, dan Savaya Bali.

Direktur BUVA Hendry Utomo mengungkapkan perbaikan kinerja sejumlah portofolio BUVA pada 2023 ditopang pertumbuhan wisatawan di Indonesia, baik mancanegara maupun domestik. Kedatangan wisatawan mancanegara mulai meningkat sejak April setelah status pandemi Covid-19 diterapkan pada awal 2020.

“Peningkatan signifikan sebesar 393,83 persen terjadi pada empat bulan pertama 2023. Kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,17 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu tentunya menjadi sentimen positif bagi bisnis kami,” kata Hendry dalam paparan publik, Rabu (28/6/2023).

Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sempat merosot 74,84 persen pada 2020 menjadi hanya 4,05 juta setelah sebelumnya menembus 16,1 juta pada 2019. Namun tingkat kunjungan terus memperlihatkan perbaikan sejak pemerintah mencabut status pembatasan mobilitas pada akhir 2022.

Hendry mengatakan hal ini menjadi peluang peningkatan kinerja BUVA sebagai pengelola hotel. Per Mei 2023, tingkat okupansi Alila Villas Uluwatu (AVU) mencapai 64,09 persen dengan harga kamar rata-rata Rp7,82 juta, naik dari 2022 dengan tingkat okupansi 48,19 persen dan harga kamar rata-rata Rp7,37 juta.

Pada 2021 tingkat okupansi hanya sebesar 14,51 persen dan harga kamar rata-rata Rp4,62 juta, dan 2020 okupansi 15,63 persen dan harga kamar rata-rata Rp5,79 juta. BUVA memprediksi kinerja AVU pada 2023 akan melampaui 2019 dengan margin keuntungan yang lebih baik.

Adapun pendapatan dari AVU diperkirakan mencapai Rp198,14 miliar pada tahun ini, dibandingkan dengan Rp128,58 miliar pada 2022, Rp31,40 miliar pada 2021 dan Rp162,09 miliar pada 2019.

Sementara itu, Alila Ubud (ALU), okupansi mencapai 66,34 persen dengan harga kamar rata-rata Rp2,21 juta, naik dari 2022 dengan okupansi 48,67 persen dan harga Rp1,93 juta, 2021 okupansi 11,79 persen dan harga Rp1,14 juta dan 2020 okupansi 15,62 persen dan harga rata-rata Rp1,91 juta.

Kinerja ALU pada 2023 diproyeksikan lebih baik meskipun belum melampaui 2019. Margin keuntungan diperkirakan lebih baik. Pendapatan dari ALU diperkirakan mencapai Rp71,90 miliar pada 2023, dibandingkan Rp40,74 miliar pada 2022, Rp5,74 miliar pada 2021, dan Rp86,79 miliar pada 2019.

Tingkat okupansi Hotel Alila SCBD (ASCBD) per Mei 2023 mencapai 42,17 persen dengan rata-rata harga kamar Rp2,97 juta. Pada 2022, okupansi 48,09 persen dengan harga kamar Rp2,67 juta, okupansi 33,12 persen dan harga kamar Rp2,17 juta pada 2021, okupansi 22,23 persen dan harga kamar Rp1,99 juta pada 2020, serta okupansi 10,84 persen dan harga kamar Rp2,84 juta pada 2019.

Pada 2023, Hotel Alila SCBD diperkirakan mencatatkan pertumbuhan kinerja dengan target pendapatan Rp60,20 miliar. Jumlah itu melampaui realisasi pada 2022 senilai Rp48,14 miliar, Rp26,35 miliar pada 2021, Rp16,36 miliar pada 2020, dan Rp31,51 miliar pada 2019.

Secara keseluruhan, pada 2022 BUVA membukukan pendapatan hotel Rp225,86 miliar, naik dari Rp61,42 miliar pada 2021, Rp67,90 miliar pada 2020. Namun, angka itu masih lebih kecil dari pendapatan hotel sebesar Rp299,36 miliar pada 2019.

Per Maret 2023, BUVA membukukan pendapatan hotel Rp67,89 miliar, naik dari Rp20,52 miliar dari posisi per Maret 2022. Perseroan juga berhasil memangkas rugi tahun berjalan menjadi Rp2,43 miliar pada kuartal I/2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp25,14 miliar.

“Dengan kembalinya aktivitas ekonomi masyarakat yang didorong oleh sektor pariwisata, Perseroan meyakini bahwa tahun 2023 akan menjadi sebuah momentum baru bagi BUVA,” kata Hendry.

Happy Hapsoro Calon Pengendali Baru BUVA

Sebagai informasi, BUVA akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan skema Kewajiban Yang Akan Dikonversi sebesar Rp754,4 miliar.

Dalam struktur permodalannya, terdapat nama PT Nusantara Utama Investama sebagai pemegang saham BUVA. Setelah private placement, PT Nusantara Utama Investama akan menggenggam 12,57 miliar (12.573.477.346) saham dari modal dasar sebanyak 75 miliar (75.000.000.000) jumlah saham modal dasar.

Kepemilikan PT Nusantara Utama Investama dalam struktur permodalan BUVA setara 64,86 persen dari modal dasar dengan nilai nominal mencapai Rp3,75 triliun. Selain itu, dalam rangka private placement tersebut PT Nusantara Utama Investama akan menjadi sosok pengendali baru BUVA.

Dalam hal ini, sosok Hapsoro ‘Happy’ Sukmonohadi yang merupakan suami Ketua DPR RI Puan Maharani menjadi pemilik manfaat calon pengendali baru.

“Pemilik manfaat calon pengendali baru adalah bapak Hapsoro. Calon pengendali baru bukan merupakan pihak terafiliasi dari perseroan,” demikian tertulis dalam prospektus dikutip Senin (26/6/2023).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper