Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) mengagendakan rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan pada Senin (22/5/2023) besok. Salah satu agenda yang akan dibahas dalam pertemuan para investor tersebut adalah penggunaan dividen untuk tahun buku 2022.
CPIN tercatat sebagai emiten yang tidak pernah absen membagikan dividen dalam 5 tahun terakhir. Pada RUPS Tahunan 2022 yang membahas penggunaan laba bersih tahun buku 2021, para pemegang saham sepakat untuk membagikan sebesar Rp108 per saham atau total Rp1,77 triliun sebagai dividen. Nilai tersebut mencerminkan rasio pembayaran dividen sebesar 48,87 persen.
Dividen terbesar dalam lima tahun terakhir dibayarkan CPIN pada 18 Juni 2019 untuk tahun buku 2018. Saat itu, dividen mencapai Rp118 per saham atau total Rp1,93 triliun yang setara dengan dividend payout ratio (DPR) sebesar 42,44 persen.
Sebagai catatan, CPIN membukukan kenaikan penjualan sampai pengujung 2022. Namun, laba bersih CPIN pada periode 12 bulan 2022 mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan, penjualan Charoen Pokphand per Desember 2022 mencapai Rp56,86 triliun, naik 9,99 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp51,69 triliun.
Penjualan CPIN terutama ditopang oleh penjualan ayam pedaging yang menyumbang Rp31,96 triliun, meningkat 18,82 persen year-on-year (YoY) dibandingkan dengan Rp26,90 triliun pada tahun sebelumnya.
Baca Juga
Sementara itu, segmen pakan ternak yang merupakan penyumbang terbesar kedua dengan nilai penjualan sebesar Rp13,62 triliun justru turun 4,46 persen YoY daripada capaian di 2021 sebesar Rp14,25 triliun.
Segmen anak ayam usia sehari (day old chicken/DOC) juga mengalami penurunan sebesar 31,03 persen YoY menjadi Rp1,47 triliun, dari Rp2,14 triliun. Sementara itu, penjualan ayam olahan naik 20,57 persen YoY menjadi Rp8,36 triliun dari sebelumnya Rp6,93 triliun.
Kenaikan penjualan CPIN juga diikuti dengan meningkatnya beban pokok penjualan, dari Rp43,55 triliun pada 2021 menjadi Rp48,72 triliun pada 2022. Kenaikan terutama disumbang dari pos bahan baku mencatatkan kenaikan sebesar 12,34 persen secara tahunan menjadi Rp41,21 triliun dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp36,68 triliun.
Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih tinggi dari kenaikan penjualan membuat laba kotor CPIN naik tipis 0,06 persen menjadi Rp8,14 triliun, sedangkan pada 2021 sebesar Rp8,13 triliun.
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 19,03 persen menjadi hanya Rp2,94 triliun dari Rp3,63 triliun pada tahun sebelumnya.
Penurunan tersebut turut mengerek turun laba per saham CPIN ke Rp179 per lembarnya, terendah dalam kurun 2018—2022. Dengan asumsi CPIN tetap mempertahankan DPR di kisaran 30—45 persen, maka potensi dividen yang akan dibagikan berkisar di Rp53 sampai Rp81 per saham.
Sejarah pembagian dividen CPIN
Tahun Buku |
2022 |
2021 |
2020 |
2019 |
2018 |
EPS (Rp) |
179 |
221 |
234 |
222 |
278 |
DPS (Rp) |
Belum diputuskan |
108 |
112 |
81 |
118 |
DPR (persen) |
- |
48,86 |
47,86 |
36,48 |
42,44 |
EPS = Earning per share
DPS = Dividend per share
DPR = Dividend payout ratio