Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indocement (INTP) Dorong Penggunaan Semen Hijau di IKN

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mendukung penggunaan semen hijau dalam megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya dalam media visit Indocement ke Bisnis Indonesia secara virtual pada Selasa (9/5/2023).
Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya dalam media visit Indocement ke Bisnis Indonesia secara virtual pada Selasa (9/5/2023).

Bisnis.com, JAKARTA –  Produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mendukung penggunaan semen hijau dalam megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya menuturkan dalam hal ini pihaknya telah meminta pemerintah mendorong penggunaan semen hijau dan sudah pada tahap testing. Namun, pihaknya konstruksi IKN justru kembali menggunakan semen Ordinary Portland Cement (OPC).

“Kita berharap IKN mau pakai semen hijau, nah ini kami lagi coba sampaikan untuk tes. Tapi spesifikasinya kok malah balik lagi ke semen OPC,” kata Christian dalam media visit Indocement ke Bisnis Indonesia secara virtual pada Selasa (9/5/2023). 

Christian menyayangkan penggunaan semen OPC dengan kandungan klinker yang mencapai 94 hingga 96 persen dan dianggap tidak ramah lingkungan serta meninggalkan jejak emisi karbon.

Padahal, sambung Christian, sebelumnya pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang membatasi penggunaan semen OPC.

Menurutnya langkah ini dilakukan lantaran pemerintah mempunyai target untuk mengurangi emisi karbon dalam mengejar percepatan transisi energi di Indonesia. 

Pembatasan penggunaan semen OPC ini tertuang dalam Instruksi Menteri PUPR No. 4/2020 tentang Penggunaan Semen Non OPC pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat.

“Kementerian PUPR mendukung Presiden untuk negara lebih green dan punya target untuk pengurangan CO2, jadi Kementerian PUPR cukup baik pemakaian non OPC dikurangi,” tutur Christian.

Selain semen hijau, semen non OPC juga termasuk semen Portland Composite Cement (PCC) atau Enginereed Cementitious Composite (ECC) yang memiliki kandungan klinker sebesar 84 persen. Menurutnya, semen jenis ini juga tidak kalah berkualitas. 

Sementara, untuk produk semen hijau, Christian menuturkan perusahaannya memiliki produk semen hidraulik yang diluncurkan pada tahun 2021 lalu.

Dalam catatan Bisnis pada Rabu (24/3/2021), Emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. akan mengenalkan semen jenis baru yaitu semen hidraulik tahun ini. Semen hidraulik diklaim lebih ramah lingkungan dan disebut juga green cement (semen hijau).

Christian menjelaskan semen hidrolik bisa menjadi alternatif pasukan semen curah di masa depan. Semen ini disebut lebih ramah lingkungan karena menurunkan CO2 dengan tingkat rasio klinker yang lebih rendah dari OPC. 

“Semen hidrolik ini bisa dipakai untuk di air laut juga, temperatur tanah sangat rendah sehingga baik untuk cor juga,” ujar Christian.

Bahkan, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) telah menyatakan komitmen untuk mengurangi semen OPC bahkan sejak tahun 2019 lalu.

Dalam catatan Bisnis pada Selasa (30/7/2021) ASI menyatakan para pelaku industri semen akan mengurangi produksi semen ordinary portland cement (OPC) secara bertahap. Penggunaan semen OPC hanya akan diperuntukkan untuk keperluan khusus. 

Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan, proyek-proyeks strategis seperti jalan tol, pembangkit listrik, dan smelter tidak perlu lagi menggunakan semen OPC dan dapat beralih menggunakan semen portland compostie cement (PCC) dan portland pozzoland cement (PPC). 

"Target [produksi] OPC harusnya cukup di bawah 10 persen [dari total produksi semen]," ujarnya kepada Bisnis.

Dia menyatakan industri semen telah memproduksi setidaknya 45,9 juta ton CO2 dalam proses produksi semen pada tahun lalu. Maka dari itu, untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) dalam proses produksi, asosiasi menyarankan agar para kontraktor infrastruktur mengganti semen yang biasa digunakan yakni OPC, menjadi PCC dan PPC.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Widya Islamiati
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper