Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten nikel Grup Saratoga, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) bakal segera melantai di bursa, melaksanakan penawaran umum perdana saham atau IPO. Perseroan masih berfokus melakukan pengembangan dan belum berencana membagikan dividen.
Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan mengatakan saat ini perusahaan fokus untuk mengembangkan semua proyek yang ada, untuk menjadi nilai tambah bagi pemegang saham MBMA ke depan.
"Saya rasa keputusan investasi bisa dilihat dari nilai tambah suatu saham kan, bisa dari pengembangan bisnis dan dividen. Di MBMA ini kita masih punya pengembangan proyek-proyek yang kami yakin akan berikan nilai tambah lebih besar kepada para investor di MBMA," katanya usai konferensi pers, Kamis (30/3/2023).
Berdasarkan kebijakan dividen MBMA dalam prospektus ringkasnya, disebutkan usulan pembagian dividen kas sebanyak-banyaknya 30 persen dan laba bersih tahun berjalan mulai tahun 2026, menggunakan laba tahun berjalan tahun buku 2025.
Sampai dengan 2025, MBMA juga masih menggarap dua proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) berkapasitas120.000 ton. Untuk fase pertama berkapasitas 60.000 ton, MBMA telah menandatangani term sheet dengan Ningbo Brunp Contemporary Amperex Co. Ltd (CATL) untuk pembangunan tahap pertama dengan total investasi US$1,28 miliar.
Adapun, pabrik HPAL kedua masih dalam tahap negosiasi dengan calon mitra dan akan segera dieksekusi setelah proses negosiasi selesai.
Penandatanganan perjanjian dengan CATL juga mengatur kepemilikan awal untuk MBM di bawah 50 persen sebelum kemudian meningkat menjadi 66 persen setelah HPAL tersebut beroperasi secara komersial.
"HPAL menjadi tujuan kami dalam proses hilirisasi ini karena memang besar kontribusi yang akan dihasilkan HPAL. Jika dilihat tahap awal aja kami menargetkan 2025 sudah akan berkontribusi sekitar 25 persen dari EBITDA kami pada 2025 setelah dibangun nanti," jelas Devin.
Ke depannya, MBMA juga masih akan terus meningkatkan kapasitas HPAL menjadi 240.000 ton, dan akan menjadi komponen penyumbang terbesar daripada dibandingkan dengan proyek hilirisasi yang lain.
Kemudian untuk proyek Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang ketiga, saat ini MBMA terus fokus pada penyelesaian konstruksi sehingga ditargetkan bisa selesai dan mulai beroperasi pada semester kedua tahun ini.
Sampai September 2022, perusahaan telah mencatatkan pendapatan usaha senilai US$289,45 juta dengan laba kotor sebesar US$31,31 juta. Adapun, laba periode berjalan sebesar US$32,47 juta.
Wakil Presiden Direktur MBMA, Jason Greive, menyatakan, saat ini sumber pendapatan perusahaan masih berasal dari operasional smelter RKEF yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas terpasang produksi agregat mencapai 38.000 Ni per tahun per 30 September 2022.
Mau IPO, Merdeka Battery (MBMA) Baru Bisa Tebar Dividen 2026
Merdeka Battery (MBMA) masih fokus menggunakan kas untuk pengembangan bisnis dan baru bisa mulai membagikan dividen pada 2026.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu