Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bidik Kenaikan Dua Digit, Matahari (LPPF) Targetkan EBITDA Rp2,3 Triliun

Matahari (LPPF) menargetkan EBITDA senilai Rp2,3 triliun pada tahun ini melihat proyeksi ekonomi domestik.
Matahari/Istimewa
Matahari/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTAEmiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) memperkirakan kinerja pendapatan dan laba pada 2023 tetap berpeluang tumbuh meskipun terdapat risiko inflasi dan resesi. Perseroan membidik EBITDA Rp2,3 triliun pada 2023, lebih tinggi dari posisi tahun lalu.

Direktur Keuangan Matahari Niraj Jain dalam Earnings Call 2022 pada Jumat (24/2/2023) mengatakan inflasi cenderung bergerak moderat dan berpotensi melandai pada 2023. Di sisi lain, perekonomian Indonesia yang ditopang oleh konsumsi domestik memberikan prospek positif karena kenaikan upah minimum.

“Kami kira kinerja pada 2023 tidak akan turun dan kami menargetkan pertumbuhan top line dan bottom line dua digit,” kata Niraj.

Meski tidak memerinci besaran pertumbuhan yang dibidik, LPPF menargetkan EBITDA pada 2023 sebesar Rp2,3 triliun. Target itu merefleksikan pertumbuhan 17,34 persen dibandingkan dengan 2022 sebesar Rp1,96 triliun. EBITDA pada 2022 diketahui tumbuh 50,9 persen dibandingkan dengan 2021.

CEO Matahari Terry O'Connor mengemukakan optimismenya terhadap perekonomian Indonesia pada 2023. Meskipun prospek ekonomi suram masih dihadapi kawasan Uni Eropa dan Amerika Serikat, Terry mengatakan terdapat keseimbangan seiring dengan dibukanya perekonomian China.

“Indonesia punya ekonomi domestik yang kuat dengan konsumsi dalam negeri yang berpotensi tumbuh. Dengan kepercayaan diri konsumen dan daya beli ini, kami meyakini kami akan baik-baik aja,” katanya.

Dia memperkirakan Matahari telah menjangkau 86 persen perekonomian Indonesia melalui sebaran gerainya di berbagai lokasi. Jangkauan itu berpotensi naik menjadi 93 persen karena Matahari akan berinvestasi pada format-format baru seperti gerai premium dan merek ritel Suko.

Matahari membukukan penjualan kotor sebesar Rp12,4 triliun sepanjang 2022, tumbuh 20,7 persen dibandingkan dengan 2021. Sementara itu, pendapatan bersih Matahari pada 2022 mencapai Rp6,45 triliun atau naik 15,5 persen dibandingkan dengan 2021 yang berada di angka Rp5,58 triliun.

Seiring dengan kenaikan pendapatan tersebut, Matahari berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp1,38 triliun atau meningkat 51,52 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp912,85 miliar.

Laba yang telah berada di atas performa 2019 itu mengantarkan margin laba bersih LPPF di 11,1 persen atau membaik daripada 2021 8,9 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper