Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prodia (PRDA) Siapkan Capex Rp250 Miliar Kebut Bisnis Digital

PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan capital expenditure (capex) Rp200 miliar sampai Rp250 miliar untuk mengebut bisnis digital.
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty (kiri) bersama Komisaris Utama Andi Widjaja meninjau pameran foto  penyandang penyakit langka, di sela-sela talkshow Bridging Health & Social Care 2019, di Jakarta, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty (kiri) bersama Komisaris Utama Andi Widjaja meninjau pameran foto penyandang penyakit langka, di sela-sela talkshow Bridging Health & Social Care 2019, di Jakarta, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten laboratorium klinis PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan capital expenditure (capex) Rp200 miliar sampai Rp250 miliar untuk mengebut bisnis digital.

Direktur Utama Prodia Widyahusada Dewi Mulianty mengatakan alokasi belanja modal atau capex 2023 kurang lebih sama dengan 2022 yakni Rp200 miliar sampai Rp250 miliar. Capex akan digunakan untuk melanjutkan otomatisasi dan modernisasi fasilitas-fasilitas laboratorium sehingga lebih efisien.

“Kami harapkan 2023 pertumbuhan kinerja bisa kembali seperti sebelum pandemi yakni 9—10 persen atau bahkan lebih. Sektor kesehatan melanjutkan pertumbuhan karena awareness masyarakat juga meningkat,” katanya, Selasa (24/1/2022).

Menurutnya Prodia akan fokus mengembangkan layanan digital melalui anak usaha barunya PT Prodia Digital Indonesia (PRDI). Dewi Mulianty mengatakan Prodia memang tidak berencana menambah cabang baru dalam skala besar ke depannya. Hal ini lantaran cakupan cabang yang telah menjangkau seluruh provinsi. Di sisi lain, Prodia ingin fokus mengembangkan kanal digital melalui PRDI.

Sampai akhir 2022, Prodia Mengelola 152 cabang mandiri yang tersebar di 34 provinsi. Perseroan juga mengoperasikan layanan yang bekerja sama dengan beberapa rumah sakit sehingga outlet kumulatif mencapai 276 unit.

“Kami berencana menyiapkan dua outlet baru. Memang kami tidak mau terlalu ekspansif di penambahan outlet karena kami ingin memperbesar kanal digital. Kami melihat ke depan tidak akan banyak membuka cabang karena sudah terpenuhi di semua provinsi. Sementata itu dengan kanal digital, akses konsumen akan mudah,” kata Dewi di Jakarta, Selasa (24/1/2022).

Sebagai informasi, PRDA bersama induk usahanya PT Prodia Utama mendirikan anak usaha baru dengan total modal dasar senilai Rp1 triliun yakni PRDI.

PRDI bergerak di bidang aktivitas jasa informasi. PRDA memang tengah fokus mengembangkan layanan berbasis digital Prodia  beberapa tahun terakhir yang dirancang dengan memperhatikan customer journey dan patient-centric model.

Selain itu, Prodia juga selalu meningkatkan layanan Prodia Mobile Apps dan layanan hasil pemeriksaan daring (HPSL Online) sambil terus memberikan edukasi dan informasi melalui website dan berbagai media sosial.

Pemanfaatan digitalisasi diharapkan membantu menjangkau pelanggan yang lebih luas dan mendukung performa bisnis secara keseluruhan. Pada 2022, PRDA menargetkan kontribusi pendapatan dari layanan digital dan Home Service sebesar 16 persen sampai 18 persen.

Dewi menjelaskan kontribusi pasar digital tahun lalu berkisar di 11 persen sampai 12 persen. Kontribusi diharapkan meningkat pada 2023 seiring dengan penyempurnaan layanan dan inovasi yang disiapkan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper