Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah dbuka menguat di hadapan dolar AS bersama sejumlah mata uang lainnya di Asia pada perdagangan ahir pekan terakhir 2022, Jumat (30/12/2022).
Mengutip data Bloomberg pukul 09.10 WIB, rupiah dibuka menguat 15 poin atau 0,10 persen ke Rp15.642,5 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS juga terpantau bergerak di zona hijau, naik 0,13 persen ke 103,96.
Bersama dengan rupiah, mata uang yen Jepang terpantau menguat 0,35 persen, won Korea Selatan menguat 0,44 persen, peso Filipina menguat 0,79 persen, yuan China menguat 0,15 persen, ringgit Malaysia menguat 0,17 persen, dan baht Thailand menguat 0,19 persen.
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kenaikan dolar AS mulai melambat setelah naiknya imbal hasil treasury AS jangka panjang. Meski demikian, investor masih tetap mengkhawatirkan kemungkinan bahwa optimisme pada pembukaan pembatasan Covid-19 di China gagal.
“Selain itu, Ketidakpastian atas prospek ekonomi global, bersama dengan meningkatnya kekhawatiran tentang resesi di Amerika Serikat, membuat imbal hasil Treasury dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, tergelincir semalam,” ujar Ibrahim dalam riset, Kamis (29/12/2022).
Sementara dari dalam negeri, perekonomian Indonesia masih terbilang sepanjang tahun 2022. Hal ini tidak lepas dari langkah dan strategi yang diterapkan oleh pemerintah.
Baca Juga
Adanya upaya untuk menjaga permintaan domestik membuat keyakinan pelaku ekonomi, dan juga daya beli masyarakat semakin terjaga. BI juga disebut terus melakukan intervensi secara berkala di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF yang membuat nilai tukar rupiah terjaga.
“Tahun 2023 mendatang, walaupun pergerakannya melambat, hal tersebut sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global,” ujar Ibrahim.
Terkait dengan potensi resesi tahun 2023, Ibrahim mengatakan ada beberapa indikator yang mempengaruhi perlambatan ekonomi global, tetapi membawa sentimen positif bagi Indonesia. Salah satunya adalah perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan kurangnya pasokan energi di banyak negara.
Lebih dari 50 persen energi dalam negeri didorong oleh batubara yang pertumbuhannya positif. Indonesia juga memiliki cadangan batubara sebesar 37 miliar ton.
“Dari sisi ekspor pun telah didorong oleh adanya ekspor CPO, batubara, besi, dan baja. Dalam skala nasional, spasial ekspor ditopang dengan baik oleh sejumlah wilayah,” ujar Ibrahim.
Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan rupiah dibuka fluktuatif, namun kemungkinan ditutup melemah pada rentang Rp15.630 - Rp15.730.