Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil SUN Indonesia Masih Bisa ke Bawah 7 Persen, Berkat Burden Sharing

Mirae Asset memperkirakan imbal hasil SUN 10 tahun Indonesia dapat berada di level 6,96 untuk proyeksi optimistis, dan 7,26 persen untuk proyeksi moderat.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar surat utang Indonesia dinilai masih undervalue dibandingkan dengan negara–negara rekanannya. Potensi penguatan imbal hasil (yield) hingga ke level di bawah 7 persen pun masih terbuka seiring dengan adanya skema burden sharing Bank Indonesia dengan pemerintah.

Fixed Income Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono menjelaskan, pasar obligasi Indonesia sebenarnya masih cukup menarik. Bahkan, ia menilai obligasi Indonesia cenderung undervalued dari sisi imbal hasil.

Berdasarkan analisis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Dhian menyebutkan dengan kondisi suku bunga acuan Bank Indonesia di level 4,75 persen, dan nilai tukar rupiah pada kisaran Rp15.560, seharusnya imbal hasil SUN Indonesia seri acuan 10 tahun berada di kisaran 7,27 persen.

Level yield tersebut lebih rendah 0,21 persen dibandingkan posisi yield SUN saat ini pada 7,482 persen menurut data dari World Government Bonds pada Minggu (6/11/2022).

“Kami melihat peluang pergerakan yield bisa berada di level yang lebih rendah di akhir tahun ini,” jelasnya pada pekan ini

Potensi penguatan imbal hasil ini juga didukung oleh program burden sharing antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI). Dhian memaparkan, sejauh ini program burden sharing baru menyerap SBN sekitar Rp30 triliun.

Sementara itu, alokasi penjualan SBN dari pemerintah ke BI adalah sekitar Rp280 triliun. Dengan demikian, Bank Indonesia masih memiliki ruang yang cukup besar untuk menyerap SBN yang dapat menurunkan imbal hasil obligasi Indonesia.

“Masih ada alokasi sekitar Rp250 triliun yang tersisa untuk BI. Kami memperkirakan lelang SUN akan ditiadakan pada Desember mendatang dan akan digantikan oleh skema burden sharing ini,” jelas Dhian.

Selain itu, prospek penguatan yield SUN Indonesia juga didukung oleh nilai tukar rupiah yang dapat kembali menguat di sisa tahun ini. Dhian memprediksi nilai tukar rupiah dapat turun ke kisaran Rp15.000 yang akan berdampak pada menguatnya pasar obligasi domestik.

Adapun, Mirae Asset memperkirakan imbal hasil SUN 10 tahun Indonesia dapat berada di level 6,96 untuk proyeksi optimistis, 7,26 persen untuk proyeksi moderat, dan 7,41 persen untuk proyeksi pesimistis. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper