Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Agresif Kerek Suku Bunga, Begini Ramalan Pasar Surat Utang Indonesia & Global

Yield SUN Indonesia dan global masih berpotensi melemah seiring dengan kebijakan The Fed.
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar surat utang Indonesia dan global diprediksi akan terpengaruh kebijakan agresif The Fed yang mengerek suku bunga 50 basis poin.

Bank sentral AS Federal Reserve alias The Fed akhirnya mengumumkan kebijakan kenaikan suku bunga 50 basis poin usai rapat FOMC, Kamis (5/5/2022) dini hari waktu Indonesia. 

Kebijakan tersebut akan membuat kisaran target untuk suku bunga dana federal mencapai 0,75 persen hingga 1 persen, dibandingkan kisaran sebelumnya yang berada pada rentang 0,25 persen hingga 0,5 persen. 

Berdasarkan catatan Bloomberg, ini merupakan kenaikan paling agresif yang pernah dilakukan The Fed sejak tahun 2000. The Fed mengatakan bahwa kenaikan ini terpaksa ditempuh demi menetralisir kondisi inflasi AS. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto sebelumnya telah memperkirakan yield surat utang negara (SUN) baik Indonesia maupun global masih berpotensi melemah karena rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat. 

“Kita lihat hari ini yield SUN Indonesia tenor 10 tahun terus melemah ya. Dan ini kalau saya lihat masih akan berlanjut pelemahannya,” ujar Ramdhan kepada Bisnis, Selasa (26/4/2022). 

Adanya rencana The Fed menaikkan suku bunga yang menurut Ramdhan akan melemahkan yield SUN juga memunculkan potensi Bank Indonesia (BI) turut menaikkan suku bunga di Tanah Air dalam waktu dekat. 

Langkah menaikkan suku bunga oleh BI sendiri menurut Ramdhan merupakan salah satu upaya untuk mencegah dana asing keluar dari pasar domestik. Oleh sebab itu, Ramdhan mengungkapkan pasar obligasi ikut tertekan. 

Belum adanya kepastian kapan dan bagaimana rencana kenaikan suku bunga The Fed, menurut Ramdhan membuat ketidakpastian global meningkat, sehingga tekanan terhadap yield dalam jangka pendek akan terus berlanjut hingga kondisi eksternal lebih stabil. 

“Kondisi ini membuat akhirnya investor cukup hati-hati masuk ke pasar obligasi sehingga likuiditasnya jadi turun dan itu menambah pelemahan pasar obligasi,” ungkap Ramdhan. 

Ditambah lagi, daya tarik US Treasury yang masih menarik yang ungkap Ramdhan turut membuat pasar obligasi domestik lebih rentan. 

Ramdhan juga menyampaikan, selain adanya potensi kenaikan suku bunga pasar obligasi juga dipengaruhi oleh adanya ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina yang membuat harga komoditas naik dan memicu naiknya inflasi. Karena adanya sentimen global tersebut Ramdhan menyampaikan investor jadi beralih ke safe haven. 

Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara lain di Asia, yield SUN Indonesia termasuk yang paling tinggi sehingga potensi pelemahannya turut tinggi. 

Namun Ramdhan mengatakan yang menjadi kekuatan pasar obligasi domestik adalah likuiditas domestik masih cukup baik yang akhirnya menahan pelemahan. 

“Kalau kondisi eksternalnya stabil, instrumen SBN kita ini relatif cukup kuat, terbukti dari kondisi pandemi kemarin recovery-nya cepat apalagi sekarang didukung dari kondisi likuiditas kita yang baik,” katanya. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper