Bisnis.com, JAKARTA — PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) mencatatkan kenaikan produksi cukup besar pada 2021. Tahun ini, harga emas yang cenderung stabil berpotensi membuat BRMS mampu tumbuh positif.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengungkapkan proyeksi harga emas sepanjang 2022 masih akan berada di kisaran US$1.900 per troy ons. Pada Minggu (24/4/2022) harga emas Comex tercatat turun 0,71 persen ke US$1.934 per troy ons, dan harga emas Spot turun 1,03 persen ke US$1.931 per troy ons. Namun, seanjang 2022 berjalan (year-to-date/ytd) sudah mengalami kenaikan 8 persen.
"Kami memperkirakan harga emas akan cenderung stabil pada proyeksi tahun penuh 2022, seiring dengan masih kuatnya dolar AS serta arah pasar yang lebih condong ke komoditas batu bara dan nikel," tulis Dessy dalam riset, dikutip Minggu (24/4/2022).
Dengan volume produksi emas BRMS tercatat naik dari 73 kg di tahun 2020 menjadi 139 kg di tahun 2021, Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan BRMS akan mencatatkan pertumbuhan produksi emas sebesar 292,1 persen secara tahunan (year-on-year) yoy pada setahun penuh 2022 dan naik 35 persen yoy pada 2023, didukung salah satunya oleh pabrik barunya di Poboya.
Lonjakan angka produksi tersebut diperkirakan akan mendorong kenaikan pendapatan BRMS untuk 2022-2023 ke angka US$45,8 juta -US$61,8 juta.
Adapun, Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli untuk saham BRMS dengan target harga di Rp225.
Baca Juga
"Saat ini BRMS berada pada -2 SD 5-Year PE band dengan penguatan nilai saham selama 3 bulan terakhir sebesar 118,4 persen," jelasnya.
Adapun, risiko investasi saham BRMS antara lain angka produksi yang lebih rendah dari target, efisiensi beban yang tidak sesuai ekspektasi, dan tertundanya operasional pabrik baru.
Pada 2021, BRMS membukukan kenaikan pendapatan dari US$8,3 juta di tahun 2020 menjadi US$10,5 juta di tahun 2021. Laba bersih BRMS juga mengalami kenaikan yang signifikan, yakni dari US$4 juta di tahun 2020 menjadi US$69 juta di tahun 2021.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.