Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki kuartal IV/2021, Infovesta kembali menyelisik peluang window dressing, mengingat pergerakan pasar termasuk kinerja reksa dana yang fluktuatif sepanjang tahun ini.
Berdasarkan laporan mingguan Infovesta, Senin (4/10/2021), window dressing atau santa claus rally pada tahun ini dijelaskan masih berpotensi karena beberapa sentimen, meski tetap harus memperhatikan beberapa hal.
Window dressing atau santa claus rally merupakan Fenomena yang terjadi saat saham-saham mencatatkan kenaikan kinerja terutama di bulan Desember.
Infovesta memaparkan, secara historis, indeks saham LQ45 selama 10 tahun kebelakang di bulan Desember selalu mencatatkan kinerja positif dengan rata-rata 3,64 persen.
Sedangkan kinerja LQ45 pada bulan Oktober selama 10 tahun terakhir juga tercatat naik sebanyak 7 kali dengan rata-rata kinerja sebesar 2,31 persen.
Bahkan pada masa pandemi Covid-19 tahun lalu, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham LQ45 pada bulan Oktober naik sebanyak 7,24 persen dan pada Desember naik sebesar 5,87 persen.
Baca Juga
“Berikutnya, kinerja reksa dana saham sendiri berdasarkan infovesta equity fund index selama 10 tahun terakhir di bulan Desember juga selalu mencatatkan kinerja positif dengan rata-rata sebesar 2,82 persen,” tulis Infovesta dalam laporannya, Senin (4/10/2021).
Selain mencatatkan kinerja positif pada bulan Desember, Infovesta menjelaskan instrumen reksa dana saham juga membukukan kinerja positif di 90 persen bulan Oktober dalam 10 tahun terakhir dengan rata-rata sebesar 2,44 persen.
Meski demikian, untuk tahun ini investor dihimbau untuk perlu memperhatikan beberapa isu global yaitu rencana tapering off oleh The Fed yang kemungkinan mulai dilaksanakan per November 2021 dan selesai pada pertengahan 2022.
Selain itu, kasus Evergrande di China juga memicu kekhawatiran akan adanya krisis ekonomi global karena ketidakmampuannya melunasi hutang dari bank.
Krisis energi yang melanda beberapa negara besar seperti China, Inggris, dan India juga dijelaskan perlu diperhatikan investor. Di mana terjadinya kelangkaan pasokan, naiknya harga gas dan listrik serta kesulitan bahan bakar minyak dinilai dapat memperlambat aktivitas ekonomi yang baru akan pulih pasca pandemi Covid-19.
Kendati demikian, Infovesta mengungkapkan secara domestik masih terdapat harapan di mulai dari penurunan penularan Covid-19 gelombang kedua di Tanah Air, disertai dengan tingkat vaksinasi yang meninggi.
Disamping itu, data pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui GDP secara tahunan atau year on year (yoy) dan kuartalan (qoq) mencatatkan peningkatan masing-masing sebanyak 7,07 persen dan 3,31 persen.
“Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang membaik, hal ini diharapkan mendukung perbaikan laporan keuangan di kuartal IV/2021,” tulis Infovesta.
Menurutnya dengan adanya potensi window dressing pada tahun ini, investor dengan profil risiko agresif disarankan menambah posisi pada investasi berbasis saham seperti reksa dana saham karena potensi perbaikan pergerakan pasar saham di kuartal IV ini.