Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batavia AM Sebut Transformasi Luar Biasa pada Industri Reksa Dana

Perkembangan teknologi turut mendorong transaksi dan investor reksa dana.
Direktur Utama PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Lilis Setiadi memberikan penjelasan saat peluncuran Reksa Dana yang dapat diperdagangkan di bursa Exchange Traded Fund (ETF) yaitu Batavia IDX30 ETF dan Batavia SRI-KEHATI ETF di Jakarta, Rabu (27/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Lilis Setiadi memberikan penjelasan saat peluncuran Reksa Dana yang dapat diperdagangkan di bursa Exchange Traded Fund (ETF) yaitu Batavia IDX30 ETF dan Batavia SRI-KEHATI ETF di Jakarta, Rabu (27/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa tahun belakangan ini telah terjadi transformasi industri reksa dana. Melalui terobosan baru teknologi, dan semakin meleknya masyarakat akan investasi jumlah investor ritel pun meningkat pesat.

President Director PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi mengungkapkan industri reksa dana sempat mengalami stagnasi dari sisi penambahan jumlah nasabah hingga tahun 2013 yaitu pada rentang 500.000 - 600.000 jumlah nasabah.

Namun, terobosan pada transaksi elektronik dan market place berefek ke pasar finansial, termasuk pasar reksa dana dengan lonjakan jumlah investor di Indonesia saat ini mencapai angka 6,1 juta jumlah nasabah.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, data Agen Penjualan Reksa Dana (APERD) di Indonesia hingga Mei 2021, berjumlah 5,29 juta nasabah yang terdiri dari 5.293 nasabah institusi dan 5,28 juta nasabah individu atau ritel.

Jumlah nasabah tersebut melonjak 181,06 persen jika dibandingkan dengan jumlah nasabah di periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu Mei 2020 jumlah nasabah APERD di Indonesia sebanyak 1,88 juta, di mana investor industri hanya sebanyak 4.143 nasabah dan sisanya merupakan nasabah individu.

Jika kembali ditarik mundur, setahun sebelumnya pada Mei 2019 jumlah nasabah APERD di Indonesia hanya sebanyak 857.006 nasabah yang terdiri dari 853.324 nasabah individu dan 3.682 nasabah institusi.

“Bisa dibayangkan, jadi memang beberapa tahun terakhir ada transformasi yang luar biasa dari dari sisi investasi di reksadana,” ungkap Lilis dalam acara diskusi Bank Commonwealth, BizInsight, dikutip Rabu (29/9/2021).

Di sisi lain dalam acara tersebut juga diungkapkan bahwa dana yang berhasil dihimpun di pasar modal mencapai Rp257,9 triliun pada akhir Agustus 2021 yang meningkat dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp118 triliun.

Lilis mengungkapkan, jika dilihat dari jumlah akun, kontribusi terbanyak jumlah investor ini berasal dari agen penjual fintech. Menurutnya, hal ini terjadi karena adanya transaksi elektronik, mulai dari e-commerce, dan juga banyak kerja sama dan kolaborasi antara perbankan dan fintech.

Sementara, jelasnya hingga tahun 2013, kanal distribusi investor ritel itu didominasi oleh perbankan. Di mana populasi investornya pada saat itu terbatas pada segmen tertentu.

“Kita mulai melihat yang tadinya user non financial products mulai bergeser ke financial products juga. Jadi memang dari jumlah investor fintech ini sangat memainkan peranan,” kata Lilis.

Meski ungkapnya dari sisi dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) hingga saat ini belum bisa dilihat secara komprehensif. Karena channeling penjualan produk reksa dana melalui fintech ini dinilai masih terus berkembang dan bergerak.

Saat ini, Lilis mengungkapkan dari segi rata rata transaksi per jumlah impor investor fintech masih lebih kecil dibandingkan yang dari agen penjual perbankan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper