Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat kompak mengalami penguatan pada Kamis (2/9/2021) jelang rilis data tenaga kerja, yang menjadi salah satu pertimbangan utama Federal Reserve dalam menetapkan kebijakan moneter.
Dow Jones naik 0,37 persen menjadi 35.443,82, S&P 500 naik 0,28 persen ke 4.536,95, dan NASDAQ naik 0,14 persen ke level 15.331,18.
Laporan Reliance Sekuritas Indonesia menyebutkan saham naik menjelang laporan pekerjaan utama yang akan memengaruhi langkah lanjutan The Fed di jalur suku bunga dan program pembelian obligasi. Di sisi lain, dolar AS melemah.
S&P 500 ditutup pada rekor baru, dengan saham energi dan industri di antara kenaikan terbesar, sedangkan teknologi berkinerja buruk. AS mungkin menambahkan 725.000 pekerjaan pada bulan Agustus - kecepatan yang lebih moderat dibandingkan dari dua bulan sebelumnya, tetapi lebih kuat dari kenaikan yang terlihat awal tahun ini.
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan pihaknya akan membiarkan ekonomi terus berjalan sampai kita melihat tanda-tanda inflasi sebelum menaikkan suku bunga.
Di pasar komoditas, harga minyak berjangka di New York ditutup mendekati US$70 per barel untuk pertama kalinya dalam hampir sebulan, dengan investor bertaruh bahwa pasar dapat menyerap pasokan tambahan dari OPEC+ karena Teluk AS bergulat dengan dampak Badai Ida.
Baca Juga
Hampir 94 persen produksi minyak mentah Teluk Meksiko tetap tutup beberapa hari setelah badai meninggalkan daerah itu. Harga juga didukung oleh dolar yang lebih lemah sehari setelah menteri dari OPEC dan sekutunya dengan cepat meratifikasi peningkatan produksi pada Oktober yang sejalan dengan ekspektasi investor.
Sementara itu, Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengizinkan penggunaan Cadangan Minyak Strategis untuk melakukan pertukaran dengan kilang Exxon Mobil Corp. di Louisiana.