Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja Bank PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. diproyeksikan terus meningkat seiring dengan upaya perseroan menggarap serius digitalisasi. Saham emiten BJBR dinilai masih prospektif untuk memberikan return.
Reza Priyambada, Analis Senior CSA Research Institute mengatakan pencapaian emiten berkode BJBR itu pada semester I/2021 memberikan gambaran bahwa masih ada peluang pertumbuhan meski di tengah situasi pandemi Covid-19.
Dia mencontohkan KPR Bank BJB mengalami pertumbuhan sebesar 12,5 persen year on year (y-o-y) menjadi Rp7,2 triliun, dari sebelumnya berada di angka Rp6,4 triliun pada semester I/2021. Permintaan kredit lainnya, kata Reza, juga terus membaik.
"Itu baru dari pertumbuhan KPR, belum dari penyaluran kredit untuk usaha dan lainnya sehingga memberikan tambahan kinerja pada BJBR," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (19/8/2021).
Reza berpendapat masuknya BJBR ke dalam era digitalisasi dapat menambah persaingan industri perbankan. Persaingan yang sehat, nantinya akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat.
Menurutnya, layanan perbankan saat ini kian mudah dengan adanya digitalisasi, dan masyarakat sebagai pengguna pun dapat merasakan manfaatnya. Dia berharap digitalisasi dapat menarik minat masyarakta sehingga jangkauan layanan Bank BJB bisa lebih luas.
Baca Juga
"Sehingga sebaran nasabah BJBR pun kian bertambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja BJBR," tambahnya.
Sebelumnya, Bank BJK diketahui fokus melakukan digitalisasi sebagai strategi menghadapi perubahan dan disrupsi karena pandemi.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengungkapkan perusahaan telah mengembangkan digitalisasi melalui BJB Digi sejak awal 2020 dan kini telah memberikan keuntungan di tengah terbatasnya mobilitas. Kuatnya dukungan pemerintah daerah telah membantu Bank BJB melakukan digitalisasi.
Tahun ini Bank BJB meluncurkan beberapa layanan digital baru yang tumbuh dengan cepat, yakni penyaluran kredit secara online untuk UMKM hingga Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Yuddy menyebutkan telah meluncurkan BJB LAKU sebagai layanan akses kredit UMKM berbasis online.
Layanan ini membantu UMKM yang selama ini masih tradisional bisa dilayani secara digital. Dengan pengajuan melalui aplikasi dan persetujuan dalam satu hari, UMKM pun bisa mendapatkan modal secara cepat untuk usahanya.
Selain itu, penggunaan QRIS Bank BJB pun meningkat. Pada Desember 2020 jumlah merchant yang terhubung baru 7.540 dan kini telah lebih dari 154.000 atau naik 20 kali lipat. Hal ini membuat fee based income Bank BJB naik hampir 6 persen pada Mei 2021. Bank BJB menargetkan ada 1 juta merchant yang terhubung dengan QRIS.
"Pertumbuhannya signifikan, tahun lalu masih mencoba karena baru inisiasi dan mendapatkan support OJK dan Bank Indonesia, sekarang sudah berkembang dengan banyak fitur. Kami juga sudah kerja sama dengan fintech," ujar Yuddy.
Selain mengembangkan layanan digital, bank bjb juga fokus melindungi sistem digital yang dibangun ini dari serangan siber. Bank BJB telah memiliki dua divisi yang berkoordinasi untuk menangani IT dan Digital Banking, yang semula hanya dari unit bisnis.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.