Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lo Kheng Hong Sebut Influencer Berbahaya di Pasar Saham

Lo Kheng Hong menyarankan investor melakukan riset pribadi untuk masuk ke suatu saham alih-alih mengikuti arahan influencer.
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Investor ritel kelas kakap, Lo Kheng Hong mengungkapkan kehadiran influencer di pasar saham sangat berbahaya karena menawarkan saham yang mahal. 

Pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffet ini mengatakan dirinya melihat ada influencer yang mempromosikan saham yang memiliki valuasi tinggi dengan price book value ratio (PBVR) di atas 10 kali. 

Dia membandingkan ketika dirinya membeli saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJLT) dengan valuasi yang murah. Berdasarkan data RTI pada sesi I perdagangan Selasa (3/8/2021), nilai PBVR GJTL saat ini mencapai 0,34 kali. 

"Tentunya sangat menyeramkan membeli saham yang overprice artinya kita sedang membeli Avanza di harga Mercy,"  jelasnya dalam video yang diunggah akun YouTube Hungry Stock, seperti dikutip Selasa (3/8/2021). 

Pak Lo, panggilannya, berbeda dengan saham pilihan influencer yang menawarkan saham 'Avanza' di harga 'Mercy' dia berprinsip untuk membeli saham 'Mercy' seharga 'Avanza'. 

Menurutnya, masyarakat yang belum dibekali dengan pengetahuan soal investasi akan terjebak dengan rekomendasi tersebut dan tidak menutup kemungkinan seseorang itu akan merugi. 

Aksi influencer ini tidak menutup kemungkinan memicu harga sebuah saham menjadi melambung karena menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Pak Lo menjelaskan, ketika sebuah saham sedang ramai diperbincangkan dan harganya maka itu bukan saat yang tepat untuk membeli.

"Apa lagi beli saham yang lain naik itu bukan saat yang tepat, apa lagi bukan dari hasil riset kita tapi mendengar dari influencer, itu sangat berbahaya," tegas Lo Kheng Hong. 

Justru sebaliknya, Pak Lo menyarankan untuk membeli saham ketika orang lain melepas saham karena di situlah saat harga sedang murah.

"Sebetulnya saat terbaik membeli saham, ketika semua orang gak mau beli, saat ini ketika semua orang cerita tentang saham tertentu itu bukan saatnya untuk membeli," pungkasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper