Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indointernet (EDGE) Mau Akuisisi Lahan untuk Bangun Pangkalan Data

Saat ini EDGE memiliki kapasitas sekitar 6 MW IT load, dan telah membeli lahan untuk Edge pangkalan data kedua yang dalam proses desain, serta merencanakan akuisisi lahan untuk pengembangan Edge pangkalan data ketiga.
Jajaran Komisaris dan Direksi PT Indointernet Tbk. (EDGE), yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada Senin (8/2/2021). /Istimewa
Jajaran Komisaris dan Direksi PT Indointernet Tbk. (EDGE), yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada Senin (8/2/2021). /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indointernet Tbk. (EDGE) menilai pasar pangkalan data di Tanah Air masih sangat luas. Hal ini mendorong perusahaan untuk terus melakukan ekspansi dengan membangun Edge pangkalan data yang makin dekat dengan para pelanggan.

Perusahaan pun tengah merencanakan akuisisi lahan untuk pengembangan Edge pangkalan data ketiga.

Direktur Utama Indointernet Djarot Subiantoro mengatakan pangkalan data menjadi salah satu pilar infrastruktur digital, selai jaringan telekomunikasi.

Kebutuhan terhadap pangkalan data dalam proses transformasi digital masih sangat besar sehingga persaingan yang terjadi tidak terlalu ketat. Peluang masing-masing penyelenggara pangkalan data untuk tumbuh dan berkembang sangat memungkinkan.

Berdasarkan study Structure Research, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan pangkalan data tercepat dengan estimasi pertumbuhan rata-rata tahunan 23.5 persen selama periode 2020-2025F.

“Dengan Market Size sebesar US$618juta pada 2025,” kata Djarot kepada Bisnis, Kamis (17/6/2021).

Djator menambahkan kapasitas pangkalan data yang dinyatakan dalam pemakaian listrik IT load, apabila dibandingkan dengan beberapa negara lain, Indonesia masih jauh dari memenuhi proyeksi kebutuhan yang terus meningkat.

Sebagai gambaran, pangkalan data di Singapura berada di 65 Watt per kapita, Jepang 10 Watt per kapita, sementara di Indonesia belum sampai 0.5 Watt per kapita.

“Seberapa cepat dan seberapa andal yang akan lebih menentukan ketersediaan solusi terhadap kebutuhan pangkalan data di Indonesia. Keandalan dinyatakan dalam tingkat layanan, dukungan operasi prima (excellence) dan kelengkapan ekosistem digital,” kata Djarot.

Dia mengatakan potensi pasar tersebut membuat pemain global mulai masuk ke Indonesia. Untuk mengantisipasi persaingan, perseroan menggandeng pemain global, Digital Edge (Hong Kong) Ltd.

Djarot menuturkan sepanjang 2020, pendapatan usaha Indonet tumbuh 38 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendapatan tersebut didorong pertumbuhan pendapatan dari layanan jaringan, pangkalan data, dan juga komputasi awan. Pada 2020, perseroan berencana membangun Edge pangkalan data untuk menjawab kebutuhan akan akses data dengan latensi rendah. Edge pangkalan Data Center Indointernet memiliki kapasitas 6 MegaWatt.

Untuk diketahui, Edge pangkalan data merupakan pangkalan data kecil perantara antara server inti pangkalan data milik perusahaan dengan perangkat IoT (Internet of Things) pelanggan. Dengan teknologi ini maka letak aplikasi dan data lebih dekat ke server dan penggunanya. Alhasil latensi layanan makin rendah dan pelanggan makin nyaman dalam menggunakan IoT.

“Pada November 2020, kami berhasil mengamankan perjanjian sebesar 30 persen kapasitas EDGE pangkalan data 1 dengan pelanggan. Sampai dengan saat ini, kami terus menggalakkan kegiatan marketing dan penyelesaian EDGE pangkalan data 1,” kata Djarot.

Djarot menjelaskan bisnis pangkalan data Indonet berfokus ke Edge pangkalan data. Saat ini perseroan memiliki kapasitas sekitar 6 MW IT load, dan telah membeli lahan untuk Edge pangkalan data kedua yang dalam proses desain, serta merencanakan akuisisi lahan untuk pengembangan Edge pangkalan data ketiga.

Terkait dengan utilisasi, dengan masuknya Digital Edge sebagai pemegang saham, Indonet memiliki keunggulan dalam hal database pelanggan. Sebagai pemain global, Digital Edge dapat memperluas cakupan pelanggan EDGE data center.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper