Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Underperform Terhadap IHSG, Indeks Syariah Masih Punya Peluang Menyalip

Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) terkoreksi 22,21 persen, Jakarta Islamic Index (JII) turun 21,76 persen dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70) turun 22,52 persen. Ketiganya terdepresiasi lwbih dalam dibandingkan IHSG yang melemah 20,64 persen secara year-to-date.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sejalan dengan koreksi yang dialami semua indeks, performa indeks syariah tak mengalami nasib yang berbeda. Bahkan, ketiga indeks syariah kompak underperform dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sepanjang tahun berjalan hingga akhir perdagangan Selasa (6/10/2020), Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) terkoreksi 22,21 persen, Jakarta Islamic Index (JII) turun 21,76 persen dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70) turun 22,52 persen. 

Sebagai informasi, ISSI merupakan indeks yang berisi seluruh saham syariah yang tercatat di BEI yakni 451 saham. Sementara JII berisi 30 saham syariah paling likuid dan berkapitalisasi terbesar, begitu pula dengan JII 70 tapi jumlah anggotanya lebih luas yakni 70 saham.

Sepanjang tahun berjalan, depresiasi ketiga indeks syariah tersebut terpantau lebih dalam dibandingkan dengan IHSG. Dalam periode yang sama, indeks komposit ini tercatat merosot 20,64 persen secara year to date.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo mengatakan pergerakan indeks syariah tak terlalu terpaut jauh dari IHSG dan terus bergerak sejalan sejalan dengan IHSG.

“Bisa dibilang indeks syariah terus membayangi pergerakan IHSG setelah turut rebound dari bulan Maret tahun ini,” ujar Frankie ketika dihubungi Bisnis, Selasa (6/10/2020). 

Adapun, tambah Frankie, alasan indeks syariah terkoreksi lebih dalam terhadap IHSG, kemungkinan disebabkan dua hal.

Pertama, emiten dan investor yang masuk wadah syariah jumlahnya terbatas sehingga ada batasan bagi investor untuk membeli saham syariah. Hal ini juga terfleksi dari kapitalisasi pasar indeks syariah terpaut jauh dari kapitalisasi IHSG.

Per akhir perdagangan Selasa (6/10/2020), kapitalisasi pasar indeks IHSG tercatat sebesar Rp5.814 triliun, sedangkan untuk JII dan ISSI masing-masing sebesar Rp1.875,9 triliun dan Rp2.988,5 triliun.

“Kedua, dari sentimen pandemi yang juga membuat ekonomi Indonesia bukan hanya tertunda namun juga menurun. Ini turut membuat banyak emiten mengalami penurunan kinerja termasuk emiten dalam ranah indeks syariah,” tutur Frankie.

Kendati demikian, dia optimistis indeks-indeks syariah masih memiliki potensi untuk outperform atau melampaui kinerja IHSG di akhir tahun ini.

Frankie menilai indeks syariah memiliki keunggulan karena lebih konservatif yakni utang berbasis bunga tak boleh melebihi 45 persen dari total aset perusahaan sehingga diharapkan emiten syariah dapat lebih tahan banting.

“Di saat pandemi seperti ini, tentunya perusahaan yang mampu menjaga likuiditas, dengan hutang lebih sedikit akan lebih diuntungkan, maka menurut saya index syariah memiliki peluang untuk outperform IHSG,” tutupnya. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper