Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar euro menguat ke level tertinggi dalam empat bulan terhadap dolar AS setelah para pemimpin negara-negara kawasan ini membuat progres dalam menegosiasikan paket stimulus bersejarah.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar euro terhadap dolar AS naik 0,1 persen menjadi level US$1,1446, nilai tukar pound sterling turun 0,1 persen ke US$1,2559, dan Bloomberg Dollar Index naik 0,1 persen.
Sementara itu, imbal hasil obligasi Jerman 10 tahun meningkat dua basis poin menjadi -0,43 persen, imbal hasil obligasi Inggris 10 tahun naik 1 basis poin ke 0,172 persen, dan imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun 1 basis poin menjadi 0,62 persen.
Sebaliknya, sebagian besar saham Eropa melemah, dipimpin oleh produsen minyak dan bank. Harga minyak memperpanjang pelemahannya menuju US$40 per barel.
Indeks Stoxx Europe 600 tekoreksi 0,5 persen, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1 persen, indeks MSCI Emerging Market meningkat 0,2 persen, dan kontrak berjangka S&P 500 AS melemah 0,6 persen pada perdagangan Senin (20/7/2020) pukul 8.13 pagi waktu London.
Pemerintah negara-negara Eropa terus berupaya menyepakati paket stimulus senilai 750 miliar euro (US$856 miliar) di tengah perbedaan mengenai seberapa banyak dana pemulihan harus didistribusikan melalui hibah versus pinjaman berbunga rendah.
Baca Juga
Keempat pemerintah yang telah mengadakan negosiasi siap untuk menyepakati bagian penting kesepakatan. Menurut sumber terkait, Belanda, Austria, Denmark, dan Swedia puas dengan 390 miliar euro dana yang tersedia sebagai hibah dengan sisanya datang sebagai pinjaman berbunga rendah.
“Ekspektasi kami adalah kesepakatan akan terjadi pada akhir bulan, tetapi saya masih berpikir hari ini mungkin untuk dilakukan,” ujar Kepala strategi desk global di NatWest Markets James McCormick.
“Penguatan euro adalah cerita makro besar pekan lalu dan jelas mencerminkan optimisme yang tumbuh seputar bagian akhir dana pemulihan,” tambahnya, dilansir dari Bloomberg.
Setelah tiga pekan kenaikan untuk saham global, investor mempertimbangkan potensi dukungan kebijakan tambahan karena pandemi Covid-19 terus berdampak pada ekonomi. Di samping itu, pasar fokus pada serangkaian laporan kinerja perusahaan.
Di Hong Kong, kasus baru harian Covid-19 dilaporkan mencapai rekor 108 infeksi kasus. Otoritas setempat berencana untuk mengamanatkan penggunaan masker di semua area indoor bersama.
Sementara itu di Amerika Serikat, Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti memperingatkan bahwa kota itu berada di ambang untuk kembali menerapkan perintah tinggal di rumah.
“Saham-saham masih rentan terhadap koreksi atau konsolidasi lebih lanjut, dengan lockdown lebih lanjut dan pemilihan presiden AS menjadi risiko utama,” tutur Kepala strategi investasi di AMP Capital Investors Ltd. Shane Oliver.