Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar euro terhadap dolar AS menguat pada perdagangan Senin (28/7/2025) setelah Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa mengumumkan tercapainya kesepakatan dagang.
Melansir Reuters, nilai tukar Euro tercatat naik 0,2% menjadi US$1,1763 di pasar Asia. Terhadap yen, mata uang tunggal Eropa ini juga menguat 0,2% menjadi 173,78.
Sementara itu, Indeks dolar AS yang melacak kinerja greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun tipis 0,1% ke level 97,534. Adapun poundsterling diperdagangkan pada US$1,34385 atau turun hampir 0,1%.
Dalam pertemuan di Skotlandia pada Minggu (27/7/2025) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan kesepakatan yang menetapkan tarif 15% atas barang-barang Uni Eropa — setengah dari besaran tarif yang sebelumnya diancam Trump mulai berlaku 1 Agustus.
Di sisi lain, negosiator senior AS dan China dijadwalkan bertemu di Stockholm pada Senin untuk memperpanjang gencatan dagang dan mencegah lonjakan tarif tambahan. Sementara itu, perhatian investor mulai beralih ke laporan kinerja keuangan emiten serta pertemuan kebijakan moneter bank sentral di AS dan Jepang.
Analis valas senior National Australia Bank Rodrigo Catril dalam sebuah podcast mengatakan, hal tersebut dapat menjadi indikasi pekan yang positif, karena pasar sekarang telah mengetahui aturan mainnya.
Baca Juga
“Dengan adanya kejelasan ini, bukan hanya di AS, tetapi juga secara global, akan muncul lebih banyak kemauan untuk kembali melihat peluang investasi, ekspansi, dan potensi pertumbuhan,” lanjutnya.
Trump juga mengatakan bahwa Uni Eropa berencana menanamkan investasi sekitar US$600 miliar di AS serta meningkatkan pembelian energi dan peralatan militer dari AS secara signifikan. Kesepakatan ini memiliki kemiripan dengan pakta dagang yang disepakati AS dan Jepang pekan lalu, di mana Jepang akan menginvestasikan sekitar US$550 miliar di AS dan menerima tarif 15% atas mobil serta produk impornya yang lain.
Meski demikian, tarif dasar 15% tersebut tetap dinilai terlalu tinggi oleh sebagian pihak di Eropa, mengingat harapan awal UE untuk mendapatkan kesepakatan perdagangan bebas dengan skema tarif nol.
Sementara itu, China menghadapi tenggat 12 Agustus untuk mencapai kesepakatan dagang permanen dengan AS. Meskipun tidak diharapkan ada terobosan besar dalam pembicaraan di Stockholm, para analis memprediksi adanya perpanjangan gencatan dagang selama 90 hari — memperpanjang kesepakatan sementara yang dicapai pada pertengahan Mei.
Sebelumnya, dolar AS sempat menguat pada Jumat pekan lalu setelah rilis data ekonomi yang solid, yang memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve masih memiliki ruang untuk menahan suku bunga lebih lama sebelum memangkasnya kembali.
Baik The Fed maupun Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan ini, namun pelaku pasar akan mencermati pernyataan kedua bank sentral untuk mencari petunjuk arah kebijakan selanjutnya.