Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krakatau Steel (KRAS) Terpaksa Tunda Divestasi

Adanya pandemi Covid-19 membuat rencana divestasi bisnis PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. harus ditunda pada tahun ini.
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menyatakan peluang divestasi pada tahun ini kian sempit seiring dengan kondisi yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19.

“Saat ini, waktunya tidak tepat untuk divestasi usaha. Sudah jelas kenapa tidak sekarang, ya karena kondisi yang ditimbulkan Covid-19,” kata Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim kepada Bisnis, belum lama ini.

Perseroan berencana mendivestasikan PT Krakatau Bandar Samudera dan PT Krakatau Tirta Industri. Mulanya perseroan menargetkan eksekusi divestasi akan dilakukan mulai kuartal II tahun ini.

Namun, Silmy menyatakan bahwa perseroan dipastikan tidak akan merealisasikan rencana itu akan bergeser, bahkan lebih jauh dari kuartal III/2020. Perseroan masih terus mengkaji opsi divestasi bersama Kementerian BUMN dan konsultan.

“Yang jelas tidak di kuartal II/2020 ataupun kuartal III/2020. Kami akan kaji terus. Mungkin saja di kuartal IV/2020, tapi lihat nanti saja,” ujarnya.

Menurutnya, perseroan saat ini lebih berfokus pada upaya pemulihan kinerja di tengah permintaan yang menurun sepanjang kuartal II/2020. Meskipun demikian, dia mengatakan mulai ada sinyal perbaikan.

Silmy mengatakan, seiring kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilonggarkan, permintaan mulai pulih pada Juni. Meski begitu, secara total penjualan baru mencapai 60 persen kondisi normal.

“Semoga di kuartal III/2020 bisa mencapai 70 persen sampai 80 persen dari kondisi normal. Pada Juni, industri otomotif juga belum sepenuhnya on,” katanya.

Meski begitu, perseroan tetap berhati-hati dalam menentukan proyeksi hingga akhir tahun ini. Menurutnya, masih perlu waktu setidaknya hingga Juli berakhir untuk melihat keberlanjutan pemulikan pasar pascapelonggaran PSBB.

Pada kuartal I/2020, perseroan berhasil mencetak laba untuk pertama kalinya dalam 8 tahun terakhir. Perseroan membukukan keuntungan senilai US$74,1 juta pada periode tersebut.

Perolehan laba ini ditopang oleh efisiensi pada sejumlah lini, yang membuat perseroan dapat berhemat hingga US$130 juta. Penurunan signifikan, di antaranya terjadi pada beban pokok sebesar 39,8 persen dan biaya administrasi dan umum sebesar 41,5 persen.

Namun, kinerja positif itu terganggu pada kuartal II/2020 seiring dengan meluasnya dampak pandemi Covid-19. Pada periode tersebut pasar baja nasional mengalami penurunan permintaan hingga 70 persen.

Sebelumnya, Direktur Utama Krakatau Bandar Samudera Alugoro Mulyowahyudi juga mengatakan bahwa perseroan akan kembali menunda rencana pelepasan kepemilikan lewat pasar modal.

Dia menjelaskan pada awal tahun ini sebenarnya perseroan sudah menyiapkan tim untuk mempersiapkan proses initial public offering (IPO). Namun, melihat perkembangan pasar yang terperosok cukup dalam di tengah pandemi Covid-19 rencana tersebut dievaluasi kembali.

“Rencana IPO terus dikaji, sebenarnya di awal tahun, kami sudah membuat tim untuk persiapan menjual saham di bursa, tapi karna saat ini sedang krisis, kami evaluasi lagi, sambil menunggu pasar recover,” jelasnya melalui konferensi video, Selasa (23/6/2020).

Selain itu, dia menyatakan bahwa perusahaan induk, Krakatau Steel, juga masih menimbang berbagai opsi lain untuk melakukan divestasi kepemilikannya di perusahaan.

Rencana IPO perseroan sudah bergulir sejak sekitar 2 tahun lalu. Perseroan sempat menyatakan akan melepas 20 persen—30 persen sahamnya kepada investor di pasar modal pada akhir 2018.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper