Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester II/2020, Penerbitan Saham Baru Jadi Pilihan Tingkatkan Modal

Penggalangan dana dari pasar modal bisa menjadi pilihan utama bagi emiten untuk meningkatkan pundi-pundi modal pada semester II/2020.
Rupiah
Rupiah

Bisnis.com, JAKARTA — Penggalangan dana dari pasar modal bisa menjadi pilihan utama bagi emiten untuk meningkatkan pundi-pundi modal pada semester II/2020. 

Hal itu diperkuat oleh membaiknya kepercayaan diri investor setelah pemerintah melonggarkan aturan pembatasan sosial.

Sementara itu, perbankan pun mulai selektif dalam memberikan pinjaman di tengah maraknya restruktursisasi akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, nilai emisi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue pada periode Januari—Mei 2020 senilai Rp4,12 triliun terdiri dari 4 emiten yaitu PT Cita Mineral Investindo Tbk., PT Agung Podomoro Land Tbk., PT Bank Artos Indonesia Tbk., dan PT Bank IBK Indonesia Tbk.

Nilai emisi tersebut turun 50,77% dibandingkan periode Januari—Mei 2019 yang senilai Rp8,37 triliun dari 6 emiten.

Dari sisi private placement, OJK hanya mendata dua perusahaan yang memilih aksi korporasi dengan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) yaitu PT Perdana Bangun Persada Tbk. dan PT Estika Tata Tiara Tbk. pada perioe lima bulan pertama tahun ini.

Jumlah tersebut juga jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 8 emiten.

Presiden Direktur RHB Sekuritas Indonesia Iwanho menjelaskan pada awal tahun ini emiten memang lebih menahan diri untuk melancarkan aksi korporasi di pasar modal. 

Hal itu seiring dengan posisi investor yang wait and see ketika pemerintah di hampir seluruh negara di dunia membatasi aktivitas ekonomi untuk menahan laju penyebaran Covid-19.

“Tapi sekarang, setelah PSBB [Pembatasan Sosial Berskala Besar] dilonggarkan, sudah banyak yang merencanakan rights issue termasuk dari Mayapada dan Bukopin,” kata Iwanho kepada Bisnis pada akhir pekan lalu.

Berdasarkan catatan Bisnis, setidaknya ada 9 emiten yang merencanakan penambahan modal lewat penerbitan rights dalam waktu dekat. Sementara itu, terdapat 1 emiten yang akan menambah modal dengan skema private placement.

Iwanho memperkirakan kondisi pasar, baik minat emiten untuk menggalang dana maupun kemampuan investor menyerap saham baru, pada semester II/2020 seharusnya lebih baik dari paruh pertama tahun ini. Dengan satu syarat penting, yaitu Covid-19 tidak hadir lagi dalam bentuk gelombang kedua (second wave).

“Baik secara dana maupun secara aksi korporasi akan lebih banyak dilakukan. Asal satu itu saja, jangan sampai terjadi second wave [Covid-19], begitu [pembatasan] dilonggarkan malah lebih banyak lagi,” jelas Iwanho.

Adapun, indeks S&P 500 yang menjadi acuan pasar saham global ditutup menguat pada akhir pekan lalu sebesar 1,3 persen. 

Penguatan tersebut dipicu oleh aksi beli investor terhadap saham-saham bervaluasi rendah setelah WHO memperingatkan kemungkinan gelombang Covid-19 dapat terjadi di negara yang melonggarkan pembatasan sosial.

RHB Sekuritas Indonesia pun saat ini mulai memproses sejumlah aksi korporasi baik dari perusahaan tercatat maupun calon emiten. Iwanho menegaskan pihaknya tetap aktif dalam bisnis penjaminan emisi efek atau underwriting yang dibuktikan dengan sejumlah perusahaan di dalam pipeline proyek

Lebih lanjut, pilihan mencari dana dari pasar modal juga seiring dengan selektifnya perbankan dalam memberikan pinjaman.

Adapun, OJK telah memberikan stimulus terhadap sektor perbankan dan pembiayaan berupa relaksasi kredit karena tingkat aktivitas ekonomi berkurang selama pandemi Covid-19. Hingga 2 Juni 2020, realisasi restrukturisasi perbankan telah mencapa Rp609,07 triliun yang diberikan kepada 5,94 juta debitur.

“Ini mempengaruhi likuiditas dan tingkat kesehatan bank, sehingga bank sangat berhati-hati dalam memberikan kredit yang baru," tutur Iwanho.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper