Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jajal Produk Baru di Saat Pandemi, Begini Kinerja Keuangan KINO dan MBTO

Kino Indonesia dan Martina Berto mengaku pandemi virus corona cukup memberikan dampak terhadap kinerja perseroan. Kedua perusahaan itu lalu membidik peluang ; memproduksi hand sanitizer, produk yang permintaannya meningkat sejak wabah merebak.
Penumpang menggunakan antiseptik atau hand sanitizer di Halte Harmoni, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Penumpang menggunakan antiseptik atau hand sanitizer di Halte Harmoni, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA –Dua emiten mencoba peruntungan dengan memproduksi produk sabun tangan atau hand sanitizer. PT Kino Indonesia Tbk. dan PT Martina Berto Tbk. yakin produk ini akan laris di pasaran seiring kesadaran masyarakat menerapkan pola hidup bersih sehat.

Sejak kasus pertama penyebaran virus corona di Indonesia diketahui pada 1 Maret 2020, berbagai kebijakan ditempuh untuk membendung penyebaran virus. Pada April 2020, sejumlah daerah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Aktivitas ekonomi pun terimbas. Bahkan, Badan Pusat Statistik melansir perekonomian hanya tumbuh 2,97 persen pada kuartal I/2020.

Kino mengakui pandemi virus corona juga telah berdampak pada kinerja perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi per 31 Maret 2020, Kino membukukan penjualan Rp1,11 triliun, tumbuh tumbuh 11,08 persen secara tahunan. 

Adapun, laba bersih perseroan pada kuartal pertama tahun ini terkontraksi 81,10 persen menjadi Rp57,85 miliar.

Melalui laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan juga mengungkapkan akan tetap berusaha menjalankan petunjuk dari pemerintah terkait pekerjaan dengan menerapkan segala protokol kesehatan dari pengukuran suhu, penggunaan masker, dan physical distancing.

“Di sisi lain, perseroan berusaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar di saat pandemi ini dengan memberikan perhatian yang lebih besar di sektor hygiene dengan menyediakan beberapa produk yang dibutuhkan masyarakat dalam menghadapi wabah ini,” ungkap manajemen dalam keterangan resmi

Dengan strategi di atas tersebut, diharapkan pandemi ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perseroan.

Berbeda dengan kondisi yang dialami Kino pada kuartal pertama tahun ini, emiten perawatan tubuh, wajah dan kosmetik, PT Martina Berto Tbk. (MBTO) tidak mampu mengelak dari penurunan angka penjualan.

Pendapatan emiten yang tergabung dalam Grup Martha Tilaar tersebut terkoreksi 38,2 persen menjadi Rp87,06 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

Hal ini pun membuat perseroan harus menanggung rugi bersih Rp24,24 miliar, berbanding dari posisi untung pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp854,9 juta.

Berdasarkan segmen penjualannya, baik produk kosmetik, jamu, dan lain-lain mengalami kontraksi. Pendapatan dari segmen produk kosmetik yang notabenenya menjadi penopang bisnis perseroan mengalami penurunan sebesar 34,97 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Melalui laman keterbukaan informasinya di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Martina Berto menyatakan pandemi Covid-19 telah berdampak pada pembatasan operasional perseroan.

“Pembatasan operasional perseroan antara lain promosi terbatas untuk penjualan produk aktif, pembelanjaan raw material terbatas pada kebutuhan rencana produksi untuk mendukung penjualan,” tulis manajemen dalam keterangannya.

Karena pandemi tersebut, Martina Berto akhirnya mengambil langkah untuk merumahkan sebanyak 50 karyawannya hingga saat ini. Di sisi lain, hal ini juga berdampak pada pemenuhan kewajiban pokok utang jangka pendek perseroan sebesar Rp214,28 miliar.

Perusahaan yang kini beralih memproduksi hand sanitizer dengan jenama Bright Clean tersebut menetapkan beberapa strategi dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi.

Pertama, perseroan melakukan efisiensi biaya operasional, yaitu biaya promosi yang terfokus pada penjualan dan biaya operasional lainnya melalui pembenahan struktur organisasi maupun kegiatannya.

Kedua, pengendalian stock investment melalui pengendalian perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan perencanaan pembelanjaan material yang lebih akurat dan lebih fokus.

Ketiga, perseroan memberhentikan sementara capital expenditure dan keempat menjajaki penjualan-penjualan produk yang dibutuhkan dalam kondisi pandemi Covid-19.

Selain itu, perseroan juga mengontrol keuangan yang lebih ketat untuk setiap pembelanjaan, mengajukan restrukturisasi pinjaman kepada pihak bank, dan menjadwal ulang pembayaran utang kepada pihak pemasok.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper