Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Raih Laba Bersih Rp104,32 Miliar

Perolehan laba ditopang pertumbuhan pendapatan yang mencapai 10,48 persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (ketiga kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kedua kanan), Dirut BEI Inarno Djajadi (kanan), Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Hoesen (ketiga kiri), Dirut KSEI Frederica Widyasari Dewi (kedua kiri) dan Dirut KPEI Sunandar (kiri) berfoto bersama usai acara CEO Networking 2018, di Jakarta, Senin (3/12/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (ketiga kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kedua kanan), Dirut BEI Inarno Djajadi (kanan), Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Hoesen (ketiga kiri), Dirut KSEI Frederica Widyasari Dewi (kedua kiri) dan Dirut KPEI Sunandar (kiri) berfoto bersama usai acara CEO Networking 2018, di Jakarta, Senin (3/12/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mencatat kenaikan laba bersih sebesar 13,74 persen menjadi Rp104,32 miliar pada 2019.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan, Rabu (11/3/2020), jumlah raihan laba bersih KPEI pada 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan 2018 sebanyak Rp91,71 miliar.

Kenaikan laba bersih KPEI tak lepas dari kinerja pendapatan yang tumbuh 10,48 persen menjadi Rp478,42 miliar. Pendapatan KPEI ditopang pendapatan usaha dan pendapatan investasi. 

Pendapatan usaha KPEi naik 10,57 persen menjadi Rp424,46 miliar. Sementara itu,  pendapatan dari investasi naik lebih tinggi sebesar 20,36 persen menjadi Rp53,31 miliar.

Di sisi lain, KPEI mencatat kenaikan beban lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pendapatan. Pada akhir 2019, beban KPEI tercatat Rp333,18 miliar, tumbuh 9,46 persen dibandingkan dengan posisi akhir 2018.

Sementara itu kas dan setara kas akhir tahun juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, dari Rp467,33 miliar menjadi Rp619,54 miliar atau naik 32,57 persen. Ini ditopang oleh adanya arus kas dari aktivitas pendanaan yakni penambahan modal disetor sebesar Rp150 miliar.

Dari sisi aset, tercatat total aset perseroan mengalami kenaikan sebesar Rp81 miliar atau 2,30 persen, dari Rp3,51 triliun pada Desember 2018 menjadi Rp3,59 triliun pada Desember 2019.

Perseroan juga membukukan penurunan liabilitas, dari semula Rp2,35 triliun menjadi Rp2,17 triliun atau turun 7,69 persen. Adapun liatibitas tersebut terdiri atas Rp2,15 triliun liabilitas jangka pendek dan Rp17,82 miliar liabilitas jangka panjang.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper