Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NAB Schroder Providence Fund yang Ditutup Capai Rp192 Miliar

Pada prinsipnya manajer investasi (MI) membutuhkan skala ekonomi tertentu untuk dapat mengelola portofolio investasi secara optimal.
Tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tak akan meluluhkan niat investor. /schroders
Tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tak akan meluluhkan niat investor. /schroders

Bisnis.com, JAKARTA – Produk reksa dana campuran Schroder Providence Fund racikan PT Schroder Invesment Management Indonesia yang ditutup memiliki nilai aktiva bersih (NAB) senilai Rp192 miliar per Desember 2019.

Direktur Utama Schroders Indonesia Michael T. Tjoajadi menyampaikan semasuki 2020, sebagian dari investor Schroder Providence Fund mengubah strategi investasi mereka dan memutuskan untuk menjual kembali unit penyertaan (redemption).

“Adapun, sebagian nasabah lainnya melakukan pengalihan unit penyertaan (switching) ke produk reksa dana Schroders lainnya. NAB reksa dana Schroder Providence Fund mencapai Rp192 miliar per Desember 2019,” paparnya kepada Bisnis.com via email, Kamis (12/2/2020).

Menurut Michael, pada prinsipnya manajer investasi (MI) membutuhkan skala ekonomi tertentu untuk dapat mengelola portofolio investasi secara optimal.

Karena dana yang tersisa di Schroder Providence Fund kurang memenuhi skala ekonomi dimaksud, maka perseroan selaku MI memutuskan untuk melikuidasi reksa dana ini.

“Hal tersebut kami komunikasikan kepada investor yang masih tersisa di dalamnya dan para investor ini diberi pilihan untuk mengalihkan atau menjual kembali unit penyertaan mereka,” imbuhnya.

Setelah tidak ada lagi unit penyertaan yang tersisa di Schroder Providence Fund, Schroder dan Bank Kustodian sepakat untuk membubarkan produk tersebut sesuai proses penutupan dalam peraturan OJK.

Berdasarkan data Bloomberg, NAB Schroder Providence Fund per 31 Oktober 2019 mencapai Rp208,60 miliar dengan nilai unit penyertaan Rp4.087,69. Adapun, Deutsche Bank AG Jakarta bertindak sebagai Bank Kustodian.

Imbal Hasil
Produk reksa dana campuran Schroder Providence Fund yang dikeluarkan pada 2009 sebetulnya memberikan imbal hasil yang cukup menarik, karena cenderung mencatatkan peningkatan setiap tahun.

Pada 2010, imbal hasil melejit mencapai 29,25 persen. Selanjutnya, pertumbuhan return pada 2011 sebesar 5 persen, 2012 senilai 5,94 persen, 2013 sebanyak 0,72 persen, dan 2014 meningkat 16,81 persen.

Namun, pada 2015 imbal hasil negatif atau terkoreksi 2,19 persen. Kinerja 2016 kembali membaik dengan pertumbuhan 12,65 persen, dan pada 2017 imbal hasil mencapai 14,2 persen.

Return Schroder Providence Fund pada 2018 kembali mengalami koreksi 1,54 persen, dan pada 2019 meningkat tipis 0,12 persen.

Masih mengutip data Bloomberg, Schroder Providence Fund pada 2016 mencakup sejumlah saham berkapitalisasi jumbo. Alokasi terbesar ialah saham PT Astra International Tbk. (ASII) sebesar 7,54 persen atau Rp22,8 miliar.

Selanjutnya, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebesar 6,51 persen atau senilai Rp19,68 miliar, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) 6,38 persen atau Rp19,28 miliar.

Schroder Providence Fund juga mengambil posisi saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) sebesar 6,07 persen atau Rp18,34 miliar, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 6,01 persen atau Rp18,18 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper