Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aspebtindo Akui Pembahasan Tarif PPh Final Bursa Berjangka Alot

"Kementerian Keuangan setuju terhadap penerapan PPh final untuk bursa komoditas, tetapi mereka masih perlu pertimbangkan biaya untuk memungutnya dan tengah dijadwalkan kembali pertemuan selanjutnya,” ujar Wishnu kepada Bisnis, Rabu (29/1/2020).
Karyawan mengamati Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), di galeri Bursa Bejangka Komoditi , Jakarta, Senin (15/5)./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan mengamati Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), di galeri Bursa Bejangka Komoditi , Jakarta, Senin (15/5)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo) F Wishnubroto mengatakan bahwa Kementerian Keuangan masih bimbang untuk menerapkan besaran pengenaan pajak penghasilan (PPh) final terhadap transaksi derivatif di perdagangan berjangka komoditi (PBK)

“Kami masih bahas terus. Kementerian Keuangan setuju terhadap penerapan PPh final untuk bursa komoditas, tetapi mereka masih perlu pertimbangkan biaya untuk memungutnya dan tengah dijadwalkan kembali pertemuan selanjutnya,” ujar Wishnu kepada Bisnis, Rabu (29/1/2020).

Wishnu yang juga ditunjuk sebagai ketua tim satgas pembahasan PPh final industri PBK, mengaku untuk ketentuan terhadap transaksi multilateral sebagian besar sudah disetujui oleh Kementerian Keuangan, hanya saja untuk ketentuan transaksi bilateral masih dalam kajian yang cukup alot.

Dia menilai yang membuat aturan ketentuan PPh final adalah pemahaman dan persamaan persepsi Kementerian Keuangan terhadap industri PBK

Seperti yang diketahui, transaksi dalam PBK tidak seperti bursa saham yang hanya dapat memilih posisi jual jika sudah berada dalam posisi beli sebelumnya, sedangkan dalam transaksi PBK investor bisa melakukan transaksi di dua posisi jual dan beli.

Sebagai informasi, sejak Desember 2014 para pemangku kepentingan masih membahas ketentuan PPh final atas transaksi derivatif dengan Kementerian Keuangan agar diterapkannya PPh final dengan tarif yang lebih rendah.

Kurang Kompetitif

Pada peraturan sebelumnya pengenaan PPh final terhadap transaksi derivatif sebesar 2,5 persen terhadap initial margin. Angka ini lebih besar dari tarif pemungutan PPh final di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai 0,1 persen.

Besaran tersebut pun dinilai kurang kompetitif sehingga membuat transaksi perdagangan berjangka komoditi menjadi lebih sedikit peminatnya. Oleh karena itu, pelaku usaha mengusulkan tarif PPh transaksi derivatif sama dengan transaksi di bursa saham.

Direktur Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan adanya penerapan PPh final dengan tarif sebesar 0,1 persen sama seperti yang diterapkan untuk bursa saham.

Selain besaran nilai pajak, perbedaan antara regulasi PPh final baru yang diajukan adalah mengenai kondisi pengenaan. Jika sebelumnya pengenaan PPh terhadap initial margin, sehingga investor akan tetap dikenakan pajak meskipun berada dalam posisi terbuka dan belum mengetahui potensi untung atau rugi.

Dalam usulan terbaru, dasar pengenaan pajak adalah 1 persen dari nilai transaksi atau national value yaitu 0,5 persen untuk posisi beli dan 0,5 persen untuk posisi jual, dan jika melakukan likuidasi keuntungan baru akan dikenakan tarif PPh 0,1 persen.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper