Bisnis.com, JAKARTA — Industri perdagangan berjangka yang mulai menerapkan kecerdasan buatan atau AI dinilai tetap perlu bersinergi dengan pemahaman tren dan psikologi pasar.
Financial Analyst Finex Brahmantya Himawan menekankan pentingnya sinergi antara mesin dan manusia di tengah perkembangan pesat AI.
"Dalam industri perdagangan berjangka yang dipenuhi dinamika dan ketidakpastian, AI saja tidak cukup. Masih dibutuhkan juga pemahaman mendalam atas konteks pasar, disiplin emosional, dan intuisi yang tajam," ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (26/7/2025)
Dia memaparkan saat ini industri perdagangan berjangka tengah bergerak menuju era baru yang menggabungkan kecepatan teknologi dengan intuisi manusia.
Menurutnya fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) yang digunakan dapat untuk menyaring noise pasar, mengenali peluang tersembunyi, dan memberikan analisis yang lebih presisi.
Dia menjelaskan pemanfaatan AI dalam industri ini bukan sekadar alat pintar. Namun juga dapat dirancang sebagai mitra strategis bagi para trader, membantu mengolah data dalam skala besar, tapi tetap membuka ruang bagi trader untuk berpikir, beradaptasi, dan mengambil keputusan akhir.
Baca Juga
Dia menerangkan bahwa perkembangan AI memungkinkan investor menganalisis tren pasar secara real-time, memproyeksikan pergerakan harga, dan menyesuaikan strategi berdasarkan indikator teknikal serta sentimen pasar.
Namun, lanjutnya, hal itu tidak dapat diterima mentah-mentah tetapi juga masih harus dipadukan dengan edukasi seputar indikator tren dan psikologi pasar.
“Masa depan industri perdagangan berjangka bukan tentang manusia versus mesin, tapi tentang bagaimana keduanya saling melengkapi," imbuhnya.
Brahmantya meyakini penggunaan AI akan membantu menangani analitik, sementara trader menangani intuisi dan konteks.