Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sepekan: Kembali Menghijau pada Akhir Pekan

Indeks harga saham gabungan (IHSG) selama sepekan makin tak berdaya, tertekan dari sisi luar dan dalam. Namun pada akhir pekan ini, IHSG akhirnya kembali ditutup di zona hijau.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) selama sepekan makin tak berdaya, tertekan dari sisi luar dan dalam. Namun pada akhir pekan ini, IHSG akhirnya kembali ditutup di zona hijau.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terapresiasi 0,38% ke level 6.061 pada akhir perdagangan Jumat (4/10/2019) sekaligus mengakhiri pelemahan selama lima hari berturut-turut sebelumnya. Namun, selama sepekan ini indeks telah jatuh 2,19% dan sejak awal tahun merosot sebesar 2,15%.

Sebanyak empat dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin oleh sektor industri dasar dan keuangan yang masing-masing tumbuh 1,50% dan 1%. 

Sementara itu, lima sektor lainnya ditutup di zona merah yang dipimpin oleh sektor aneka industri dengan penurunan 1,09%.

Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp474,90 miliar di sepanjang hari perdagangan. Sepekan terakhir, investor asing telah melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp207,73 miliar.

Usman Hidayat, Senior Analyst PNM Investment Management, menjelaskan bahwa pergerakan pasar saham domestik tak lepas dari perkembangan isu global.

“Memang secara year-to-date, Indonesia di posisi kedua terbawah pada 2019 ini di bandingkan bursa lainnya di kawasan. Penurunan ini tampaknya terjadi pada 6 bulan terakhir,” kata Usman di Jakarta, Jumat (4/10/2019).

Dirinya melanjutkan, bursa saham global secara umum mulai melemah sejak Maret 2019. Namun demikian, pergerakan pasar keuangan menjelang akhir tahun ini diperkirakan bisa menguat terbatas seiring dengan turunnya risiko ketidakpastian global, konsolidasi perang dagang dan geopolitik.

Sejak 6 bulan terakhir, pada periode Maret hingga September tercatat indeks melemah hingga 4,62% setelah mencetak level tinggi pada kuartal I/2019. Daalam pekan ini, IHSG bahkan sempat menyentuh level terendahnya di level 5.997.

Pada akhir 2019, PNM IM memprediksi IHSG akan rebound ke kisaran 6.400, ditopang oleh turunnya volatilitas di pasar keuangan. 

Saat ini, Usman melanjutkan, volatilitas pasar saham secara year-to-date tercatat sebesar 0,7%. Adapun, tingkat volatilitas tersebut digunakan untuk mengukur kemungkinan risiko rugi per hari ketika berinvestasi di saham.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menambahkan, melemahnya indeks aktivitas manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) di Indonesia, Jepang, Inggris, AS, Jerman, dan beberapa negara lainnya di kawasan Eropa mulai membuat investor khawatir terjadinya perlambatan ekonomi global. 

Adapun, data indeks PMI tersebut dirilis di bawah angka 50 yang menandakan sektor industri manufaktur belum mampu berekspansi.

“Hal ini merupakan indikasi bahwasannya perlambatan pertumbuhan ekonomi global merupakan sentimen negatif yang menghambat kinerja pergerakan indeks,” kata Nafan kepada Bisnis.

Selain itu, dinamika politik di AS seperti upaya memakzulkan presiden yang dilakukan kubu Demokrat terhadap Donald Trump ditambah isu perang dagang antara AS dan Uni Eropa turut memperburuk selera investor.

Nafan menilai penguatan IHSG pada akhir pekan ini lebih karena faktor teknilkal. Pergerakan IHSG, kata dia, mengikuti penguatan rupiah yang juga menguat karena analisa teknikal.

“Para pelaku pasar global sangat menantikan data US nonfarm payroll sehingga menyebabkan pergerakan dolar AS berpotensi stagnan yang berarti positif bagi rupiah,” tutur Nafan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper