Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak membukukan penurunan tipis pada akhir pekan, karena kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat melebihi petunjuk kemajuan dalam sengketa dagang Amerika Serikat dan China.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) ditutup melemah tipis 0,44 persen atau 0,24 poin ke posisi US$54,85 per barel, Jumat (13/9/2019). Sementara, harga minyak mentah Brent ditutup melemah 0,26 persen atau 0,16 poin ke posisi US$60,22 per barel.
Seperti dikutip dari Reuters, harga minyak Brent turun 2,1 persen untuk minggu ini, penurunan pertama dalam lima minggu. WTI kehilangan sekitar 3 persen kerugian dalam seminggu, penurunan pertama dalam tiga minggu.
Dua negara ekonomi terbesar di dunia, AS dan CHina telah melakukan gerakan perdamaian saat mereka bersiap untuk pembicaraan baru.
Kantor berita resmi China, Xinhua melaporkan, China akan membebaskan beberapa produk pertanian AS dari tarif tambahan.
Meskipun demikian, harga minyak, tetap di bawah tekanan oleh kekhawatiran tentang prospek permintaan yang lebih lemah.
"Harga minyak tampaknya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global telah dipengaruhi oleh sejumlah tarif [perang dagang], sementara pasar lain seperti ekuitas tampaknya lebih fokus pada kemajuan masa depan [perundingan dagang]," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional (IEA) minggu ini mengatakan pasar minyak bisa berakhir surplus tahun depan, meskipun ada pakta oleh OPEC dan sekutunya untuk membatasi pasokan yang sebagian besar diimbangi dengan pertumbuhan produksi AS.