Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan logam, PT Kapuas Prima Coal Tbk. optimistis beroperasinya smelter timbal perseroan pada semester II/2019 akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan.
Direktur Keuangan Kapuas Prima Coal Hendra Susanto mengungkapkan smelter timbal perseroan rencananya akan beroperasi pada 2019.
“Jika segala perencanaan dapat berjalan dengan lancar dan benar mulai berproduksi pada 2019 tentunya juga akan memberikan kontribusi yg positif untuk perseroan dar segi pendapatan dan laba bersih,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (4/7/2019).
Kendati demikian, dia menyebut secara nilai hasil dari produksi smelter timbal belum terlalu signifikan. Pasalnya, fasilitas itu berproduksi kurang dari 5 bulan pada 2019.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, smelter timbal milik emiten bersandi saham ZINC itu akan menjadi yang pertama di Indonesia. Fasilitas itu direncanakan dapat memproses sekitar 40.000 ton konsentrat per tahun.
Selain itu, perseroan juga berencana mengembangkan smelter seng. Fasilitas itu diproyeksikan memiliki kapasitas 60.000 ton per tahun.
Baca Juga
Di sisi lain, Hendra mengatakan akan berupaya mendorong kinerja perseroan dari sisi produksi. Strategi itu membutuhkan sinergi dari segi penambahan hingga pabrik produksi konsentrat.
Sampai dengan kuartal II/2019, lanjutnya, pabrik flotasi kedua masih belum berjalan dengan kapasitas penuh. Oleh karena itu, perseroan mengharapkan utilisasi dari fasilitas itu akan dapat terus ditingkatkan sehingga target tahun ini tercapai.
Sementara itu, dia memproyeksikan dari segi harga pasaran untuk timbal dan zinc masih akan bertahan stabil di level saat ini. Untuk komoditas perak, pihaknya melihat tren positif dengan kenaikan harga metal signifikan sejak bulan lalu. “Kenaikan harga perak ini tentunya akan menjadi kontribusi positif untuk penjualan perseroan,” jelasnya.
Sebagai catatan, ZINC mengantongi laba bersih Rp60,33 miliar pada kuartal I/2019. Realisasi itu naik 48,01% dari Rp40,76 miliar pada kuartal I/2018. ZINC melaporkan produksi ore sebanyak 150.395,32 ton pada Januari 2019—Mei 2019. Dari jumlah itu, telah diproduksi 7.528 ton timbal dan 23.729 seng.
Adapun, pendapatan penjualan yang telah didapatkan perseroan sekitar Rp430 miliar dari Januari 2019—Mei 2019.
Dengan demikian, perseroan mengestimasikan penjualan Rp430 miliar per kuartal II/2019 atau naik 15,59% dari Rp372 miliar periode yang sama tahun lalu. Estimasi Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) senilai Rp195 miliar atau tumbuh 45,52% secara tahunan.