Bisnis.com, JAKARTA—Mayoritas mata uang Asia mengalami penguatan seiring dengan pelemahan dolar AS. Lesunya greenback dipicu sentimen perang dagang antara AS dengan China dan Meksiko.
Setelah melakukan perang dagang dengan China, AS kembali berulah. Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu mengumumkan adanya retribusi impor dari Meksiko.
Laporan Goldman Sachs menyebutkan, ada peluang 70% bahwa tarif impor sebesar 5% itu akan berlaku pada 10 Juni 2019. Selain itu, ada peluang 50% bahwa tarif impor meningkat menjadi 10% pada 1 Juli 2019.
Sentimen tersebut sontak membuat dolar AS melemah. Pada perdagangan Senin (3/6/2019) pukul 16:30 WIB, indeks dolar AS turun 0,07% menjadi 97,682.
Sementara itu, dalam waktu yang sama mayoritas mata uang Asia mengalami penguatan. Yen naik 0,03% menjadi 108,32 per dolar AS.
Adapun, dolar Hong Kong naik 0,04% menjadi 7,853 per dolar AS, dolar Singapura naik 0,29% menjadi 1,3708 per dolar AS, dolar Australia meningkat 0,17% menuju 0,695 per dolar AS.
Selanjutnya, won Korea naik 0,73% menjadi 1.182,16 per dolar AS, rupee India naik 0,58% menuju 69,295 per dolar AS.
Mata Uang Asia Menghijau Terdorong Pelemahan Dolar
Mayoritas mata uang Asia mengalami penguatan seiring dengan pelemahan dolar AS. Lesunya greenback dipicu sentimen perang dagang antara AS dengan China dan Meksiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Bunga Citra Arum Nursyifani
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
17 menit yang lalu
Vale Indonesia (INCO) Amankan 30% Saham Proyek HPAL GEM CO
28 menit yang lalu
Waskita Beton (WSBP) Raih Kontrak Baru Rp2,22 Triliun per November 2024
37 menit yang lalu