1. Kementerian BUMN Siap Tunjuk Bio Farma Jadi Induk Holding Farmasi
Kementerian BUMN menjadikan PT Bio Farma (Persero) sebagai kandidat kuat yang akan menaungi seluruh perusahaan pelat merah bidang farmasi.
Sekretaris Kementerian BUMN Imam A. Putranto menuturkan menyusul rampungnya pembahasan akhir Holding Infrastruktur dan Holding Perumahan, masih ada target pendirian Holding Farmasi.
Baca selengkapnya di sini.
2. Potensi Penurunan BI7DRR : Sektor Infrastruktur dan Finansial Jadi Unggulan
Potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia memberikan sentimen positif bagi sektor finansial serta sektor infrastrutkur, utilitas dan transportasi.
Alhasil, kedua sektor tersebut berpotensi terus menjadi sektor dengan kinerja terunggul di pasar sepanjang tahun ini.
Baca selengkapnya di sini.
3. Harga CPO Memerah, Ini Penyebabnya
Harga minyak kelapa sawit berada di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (25/3/2019).
Dari data Bloomberg menujukkan, hingga pukul 15.41 WIB, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil di Bursa Derivatif Malaysia amblas 1,20% atau 26,00 poin di posisi 2.141 ringgit per ton.
Memang apa yang membuat harga CPO memerah? Baca selengkapnya di sini.
4. Holding Berjalan, Kementerian BUMN Optimistis Target Laba Rp225 Triliun Tercapai
Pementerian BUMN optimistis total laba dari seluruh perusahaan pelat merah dapat mencapai target Rp225 triliun pada tahun ini, dengan didukung oleh strategi pembentukan Holding.
Deputi Usaha Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengungkapkan kinerja perusahaan pelat merah secara umum membaik.
Baca selengkapnya di sini.
5. Mengapa Asing Lebih Pilih SUN Ketimbang Saham?
Investor asing lebih banyak memburu instrumen obligasi negara dibandingkan saham sepanjang tahun ini karena proyeksi potensi return obligasi negara akan lebih tinggi dibandingkan saham tahun ini.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai beli bersih investor asing sepanjang tahun berjalan sudah mencapai Rp11,07 triliun hingga Senin (25/3/2019). Nilai ini jauh lebih rendah dibandingkan nilai beli bersih asing di pasar surat berharga negara (SBN).
Baca selengkapnya di sini.