Bisnis.com, JAKARTA – Tembaga diprediksi terus bergerak naik seiring dengan perkembangan negosiasi perang dagang yang menunjukkan progres positif.
Berdasarkan data Bloomberg, harga tembaga di bursa Shanghai pada penutupan perdagangan Senin (18/2/2019) ditutup menguat 0,95% menjadi 48.810 yuan per ton.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan Jumat (15/2), harga tembaga di bursa London ditutup 0,83% menjadi US$6.188 per ton.
Analis Asia Tradepoint Futures Dewa Cahyo Dewanto mengatakan, perkembangan perundingan yang positif tersebut memberikan harapan bagi pasar bahwa China sebagai negara Industri importir tembaga terbesar di dunia diperkirakan akan mulai mengimpor tembaga lagi sehingga mengerek naik harga tembaga.
“Selain itu, perkembangan perundingan tersebut juga akan menekan dolar AS dan menaikkan pamor hampir semua logam, termasuk Tembaga,” ujar Cahyo kepada Bisnis.com, Senin (18/2/2019).
Adapun, indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sejumlah mata uang mayor pada perdagangan Senin (18/2/2019) pukul18.11 WIB, bergerak melemah 0,23% menjadi 96,6850.
Dolar AS juga diprediksi semakin jatuh seiring dengan notulen pertemuan The Fed pada bulan lalu yang diperkirakan akan dovish terkait kenaikan suku bunga sepanjang 2019, inflasi yang rendah, dan meningkatnya risiko pertumbuhan global.
Cahyo memperkirakan tembaga akan bergerak naik atau masih memiliki tren bullish di kisaran level US$6.250 per ton hingga US$6.350 per ton.