Bisnis.com, JAKARTA—Pergerakan harga saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) berpotensi mengakhiri tren bearish sejalan dengan upaya perusahaan yang terus menggenjot kapasitas produksi CPO (Crude Palm Oil) untuk menekan dampak penurunan harga minyak sawit di pasar global.
Di tengah upaya tersebut harga saham SSMS sore ini ditutup menguat 10 poin atau naik tipis 0,78% menuju Rp1.300 dari hari sebelumnya (22/10) sebesar Rp1.290. Selama 10 hari terakhir harga saham SSMS berada di zona hijau dengan penguatan 17,39%, kendati sepanjang tahun 2018 masih menunjukkan tren menurun 13,33% ytd.
Berdasarkan informasi yang dirilis oleh SSMS, sampai dengan Juni 2018 perusahaan telah menghasilkan Fresh Fruit Bunch atau Tandan Buah Segar sejumlah 763.212 ton atau tumbuh 25,17% year-on-year (yoy) dari sebelumnya 607.106 ton. Kemudian untuk CPO perusahaan memproduksi sebanyak 212.007 ton atau naik 25,53% yoy dari periode sebelumnya sebesar 168.882 ton.
Hingga kini SSMS telah memiliki enam PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang beroperasi dengan kapasitas produksi mencapai 300.000 ton per jam. Pada 2019, perusahaan berencana menambah tiga PKS lagi dengan kapasitas produksi masing-masing 60 ton per jam. SSMS akan menyiapkan anggaran belanja modal di 2019 sekitar Rp500 miliar sampai Rp530 miliar yang digunakan untuk keperluan pembangunan PKS baru dan pengelolaan lahan.
Langkah ini diambil perusahaan guna menambah kapasitas produksi di tengah gejolak harga CPO di pasar global. Sampai dengan perdagangan sore ini di bursa derivatif Malaysia,tercatat harga CPO sepanjang 2018 terkoreksi 11,74% ytd menjadi MYR2.217, harga CPO cenderung dipengaruhi oleh harga minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai. Pada perdagangan sore ini terpantau harga minyak kedelai acuan di Chicago Board of Trade menunjukkan tren yang menurun sebesar 11,41% ytd menuju harga US$867,75.
Total penjualan SSMS sampai semester I/2018 tumbuh 21,44% yoy menjadi Rp1,89 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,56 triliun. Bersamaan dengan kenaikan penjualan dan ekspansi perusahaan, beban usaha perusahaan juga meningkat 35,91% yoy menjadi Rp352 miliar. Oleh karena itu, laba bersih perusahaan pada semester I/2018 terkoreksi sebesar 11,23% yoy menjadi Rp324 miliar.
Secara teknikal, indikator Relative Strength Index (RSI) berada di area netral pada level 58,32. Kemudian harga saham SSMS ditutup di atas MA 200 dan diikuti indikator MACD yang masih berada di momentum positif.
Sumber: Bloomberg
*) Dyah Ayu Kartika, analis Bisnis Indonesia Resources Center