Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), Star Energy, ditargetkan meningkatkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) menjadi 1.200 MW dalam 5—10 tahun ke depan dari saat ini 875 MW.
Direktur Independen sekaligus CFO Barito Pacific David Kosasih menyampaikan, perseroan memiliki rencana besar setelah mengakuisisi Star Energy. Salah satunya ialah meningkatkan kapasitas listrik geothermal menjadi 1.200 MW dari 2017 sebesar 875 MW.
“Potensi energi geothermal di Indonesia sangat besar, makanya kami ekspansi ke sektor ini. Dalam 5—10 tahun ke depan setidaknya Star Energy mampu mencapai daya 1.200 MW,” ujarnya, Rabu (18/7/2018).
Kapasitas 875MW yang sudah ada berasal dari tiga proyek, yakni PLTPB Wayang Windu sebesar 227 MW, PLTPB Salak sejumlah 377 MW, dan PLTPB Darajat sebanyak 271 MW.
Star Energy merupakan pemain geothermal terbesar di Indonesia dan ketiga tertinggi di dunia. Akan tetapi, sambung David, perusahaan tidak hanya berfokus ke potensi panas bumi, tetapi juga energi terbarukan lainnya seperti pembangkit listrik tenaga angin, hidro, dan surya.
Fokus Star Energy di bisnis energi terbarukan merupakan mandat dari pemegang saham. Pengembangan tersebut dapat dilakukan sendiri ataupun melakukan akuisisi proyek yang dinilai sesuai kriteria.
Baca Juga
David menyampaikan, BRPT menyelesaikan akuisisi 66,67% saham Star Energy pada 7 Juni 2018 dengan nilai Rp7,4 triliun. Sumber pendanaan berasal dari rights issue yang dilakukan pada 29 Juni 2018 dengan raihan dana Rp8,9 triliun.
Untuk menegaskan dukungan terhadap rencana pertumbuhan perseroan, pemegang saham utama BRPT Prajogo Pangestu melaksanakan seluruh haknya sebesar Rp7,4 triliun.
Prajogo juga melakukan pemesanan tambahan Rp1,4 triliun. Adapun, sisa dana hasil rights issue sekitar Rp1,5 triliun akan dialokasikan sebagai modal kerja entitas anak perseroan.