Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paytren AM Kerek Target Dana Kelolaan Jadi Rp3 Triliun

PT Paytren Aset Manajemen menaikkan target dana kelolaan alias asset under management (AUM). Pada awal tahun, perseroan menargetkan AUM senilai Rp2 triliun, yang kemudian direvisi naik menjadi Rp3 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Paytren Aset Manajemen menaikkan target dana kelolaan alias asset under management (AUM). Pada awal tahun, perseroan menargetkan AUM senilai Rp2 triliun, yang kemudian direvisi naik menjadi Rp3 triliun.

Direktur Utama PT Paytren Asset Manajemen Ayu Widuri menjelaskan, ada dua faktor yang menyebabkan perseroan optimistis target dana kelolaan mencapai Rp3 triliun. Yakni massifnya penggunaan Paytren payment gateway, dan peluncuran produk baru.

Perusahaan tersebut menargetkan dana yang terhimpun dalam Paytren payment gateway bisa mencapai Rp30 triliun, dengan asumsi 10% di antaranya akan masuk ke dalam produk reksa dna yang disediakan oleh perseroan.

"Kami akan berkolaborasi dengan Paytren e-money yang baru dapat izin. Ini akan meningkatkan pengguna Paytren e-money sehingga memungkinkan Paytren Aset Manajemen juga masuk," katanya di Bursa Efek Indonesia, Selasa (5/6/2018).

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan dana kelolaan, perseroan meluncurkan Paytren Online Reksa Dana. Fitur ini dilengkapi akses ke Direktorat Dukcapil Kemendagri dalam proses verifikasi.

Dengan sinkronisasi tersebut, investor akan mendapatkan single investor identification number ke PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dengan cepat. Sistem ini diklaim menjadikan proses registrasi dan transaksi sangat mudah digunakan.

Owner PT Paytren Aset Manajemen Yusuf Mansyur menambahkan, potensi penghimpunan dana kelolaan dari penjualan produk reksa dana sebenarnya bisa lebih besar. Pasalnya, Paytren payment gateway mengincar nasabah sebanyak 60 juta orang.

Kata dia, potensi dana yang berputar mencapai Rp120 triliun. Artinya, peluang dana yang akan masuk ke dalam reksa dana mencapai Rp12 triliun atau sebesar 10%.

"Kalau payment gateway sudah jalan kami akan edukasi untuk nabung saham dan reksa dana," ujarnya.

Yusuf meyakini, sistem pembayaran yang terintegrasi dengan reksa dana ini akan diminati oleh masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari jumlah single investor identification (SID) yang saat ini sudah mencapai 4.500 orang.

Angka itu menurutnuya cukup fantastis mengingat sebenarnya peluncuran produk baru akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

"Kami akan kejar terus sampai akhir tahun. Kami akan mengajak orang untuk masuk ke payment gateway sebanyak 60 juta."

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper