Bisnis.com, JAKARTA – Impor tembaga China pada Februari turun di tengah melemahnya permintaan pada saat Festival Tahun Baru Imlek berlangsung.
Berdasarkan data Administrasi Umum Bea Cukai China, impor tembaga tercatat turun 20% pada Februari menjadi 352.999 ton dari bulan sebelumnya sebesar 440.000 ton.
Angka tersebut merupakan penurunan bulan ketiga berturut-turut lantaran penghentian selama seminggu untuk Tahun Baru Imlek yang mengikis pembelian konsumen tembaga terbesar di dunia itu.
Festival Tahun Baru Imlek berlangsung dari 15—21 Februari 2018. Para analis menilai adanya restocking pre-holiday yang dijadikan alasan impor komoditas bumper China lebih banyak dilakukan pada Januari dan akan menyusut pada bulan berlangsungnya festival.
Namun, angka tersebut masih tinggi dibandingkan Februari 2017 sebesar 340.000 ton. Tahun lalu, libur Tahun Baru Imlek jatuh pada akhir Januari hingga awal Februari.
Di samping itu, data juga menujukkan impor konsentrat tembaga China bulan Februari mencapai 1,45 juta ton, turun dari 1,62 juta ton pada Januari dan sedikit naik dibandingkan dengan 1,43 juta ton pada Februari 2017.
Sementara itu, harga tembaga terpantau bergerak meninggalkan level US$7.000 per ton satu pekan ini. Pada penutupan perdagangan Jumat (9/3), harga tembaga di London Metal Exchange (LME) naik 129 poin atau 1,89% menjadi US$6,962 per ton, rebound dari pelemahan cukup drastis di level US$6,833 per ton pada sesi sebelumnya.
Secara year to date (ytd), harga melemah hingga lebih dari 5%. Sementara pada tahun lalu, harga sempat melonjak lebih dari 30%.
