Bisnis.com, JAKARTA --- Laju kenaikan spektakuler dalam reli Bitcoin yang memecahkan rekor membuat salah satu strategi favorit hedge fund kripto semakin menguntungkan, melalui perdagangan produk derivatif. Hal ini kemungkinan besar turut mendorong mata uang digital pertama itu mencapai level yang sebelumnya tak terbayangkan.
Bitcoin melonjak setinggi US$93.625, melampaui rekor sebelumnya sebesar US$93.462 yang ditetapkan pada 13 November. Aset digital terbesar ini naik sekitar 40% sejak kemenangan Trump pada 5 November di platform yang mencakup menjadikan AS sebagai ibu kota kripto dunia. Lonjakan ini memperlebar selisih antara kontrak berjangka Bitcoin dan harga spotnya ke level tertinggi sejak Maret, saat harga melonjak ke rekor sebelumnya setelah peluncuran ETF berbasis Bitcoin di AS.
Hedge fund telah lama memanfaatkan perbedaan ini melalui strategi yang disebut basis trade, di mana mereka membeli Bitcoin di pasar spot dan menjual kontrak berjangka jangka panjang untuk mengunci selisih harga. Strategi ini memperkuat sentimen pasar, mendorong harga di pasar berjangka naik lebih tinggi.
“Pelaku pasar sangat antusias memasang taruhan panjang untuk reli lebih lanjut melalui leverage di pasar berjangka dan opsi. Kurva basis meningkat hingga lebih dari 18% secara tahunan untuk kontrak yang jatuh tempo November, mencerminkan tingginya permintaan margin saat pasar kripto mengalami lonjakan,” kata Ravi Doshi, Kepala Pasar di FalconX, sebuah prime broker, mengutip dari Bloomberg, Rabu (20/11/2024).
Data dari CF Benchmarks menunjukkan basis di bursa CME mendekati 18%, dengan kontrak berjangka Bitcoin CME untuk jatuh tempo terdekat mencatat basis yang melampaui platform derivatif lainnya.
“Institusi kini mungkin memanfaatkan spread antara harga spot dan harga berjangka untuk menangkap peluang basis,” kata Thomas Erdösi, Kepala Produk CF Benchmarks.
Baca Juga
Leverage di pasar kripto juga meningkat, dengan posisi terbuka (open interest) di pasar berjangka dan opsi yang semakin tinggi. Kontrak berjangka Bitcoin di CME menjadi cara favorit bagi investor institusional berbasis AS untuk menambah leverage, sementara pedagang offshore biasanya menggunakan kontrak berjangka perpetual di Binance atau opsi di Deribit untuk bertaruh.
“Pada level ini, institusi keuangan tradisional akan secara sintetis meminjamkan dolar ke pasar kripto dengan menjual basis untuk mendapatkan imbal hasil tahunan 18% hingga akhir November. Divisi derivatif FalconX melihat minat yang meningkat pada strategi ini seiring dengan terus membesarnya imbal hasil,” tambah Doshi.
Pedagang opsi Bitcoin kini menargetkan harga US$100.000 sebagai tonggak berikutnya untuk mata uang kripto ini. Investor mulai memasang taruhan bahwa Bitcoin akan mencapai level tersebut sebelum akhir tahun, menurut data dari bursa opsi kripto Deribit.
DOMESTIK
Adapun, produk derivatif atau perdagangan berjangka kripto pun mulai dikembangkan di dalam negeri. Salah satunya, aplikasi kripto Pintu bekerja sama dengan Pialang Berjangka yang terdaftar resmi di Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi (Bappebti) serta di bawah pengawasan bursa kripto CFX, menghadirkan perdagangan derivatif kripto yang dinamakan Pintu Pro Futures.
Dengan fitur ini, trader dapat melakukan perdagangan derivatif kripto secara legal dan aman di aplikasi Pintu dengan berbagai aset kripto pilihan seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan lainnya.
Head of Product Marketing Pintu Iskandar Mohammad mengungkapkan produk derivatif menjadi salah satu produk investasi aset kripto yang memiliki daya tarik serta menjadi pilihan untuk melakukan trading aset kripto.
"Secara global, terdapat lebih dari 100 perusahaan kripto yang telah memiliki layanan derivatif. Dengan hadirnya Pintu Pro Futures sebagai platform perdagangan kripto derivatif, ini menjadi sejarah baru bagi industri kripto dalam negeri yang mampu menyediakan produk inovatif bagi investor dan trader aset kripto,” jelasnya.
Derivatif adalah suatu produk yang nilainya bergantung pada satu atau lebih aset dasar, salah satunya kripto. Sedangkan, perdagangan berjangka adalah kegiatan membeli dan menjual kontrak berjangka, yaitu perjanjian untuk jual beli suatu aset pada harga yang telah ditentukan di masa depan.
Dalam pasar kripto sendiri, umumnya perdagangan derivatif kripto dilakukan melalui perpetual futures, atau kontrak berjangka tanpa expiry date. Berdasarkan data dari Coingecko, total perdagangan derivatif kripto pada 11 November 2024 dari 107 perusahaan kripto global mencapai US$1.1 triliun, atau setara dengan Rp17.237 triliun.
“Layanan kami menawarkan perdagangan derivatif kripto dengan fitur-fitur canggih dan leverage 5x. Produk ini adalah perpetual futures yang memungkinkan pengguna untuk mengambil posisi long atau short tanpa expiry date pada BTC, ETH, SOL, dan aset kripto lainnya dalam pasangan USDT,” ungkap Iskandar.
Derivatif kripto di Indonesia adalah produk yang dikeluarkan oleh bursa kripto CFX yang telah mendapatkan persetujuan resmi dari Bappebti sesuai ketentuan dalam Peraturan Bappebti No.8/2021. Dalam penyelenggaraannya, perdagangan produk derivatif ini terdapat lembaga self-regulatory organizations (SRO) yakni bursa kripto CFX, lembaga kliring, lembaga kustodian, serta lembaga pialang berjangka yang seluruhnya telah terdaftar dan teregulasi resmi di bawah payung hukum Indonesia.
"Kami meyakini, hadirnya perdagangan derivatif kripto ini dapat membuat industri kripto dalam negeri semakin tumbuh positif dan diharapkan dapat merebut potensi besar dari perdagangan derivatif kripto yang selama ini dilakukan di luar wilayah Indonesia,” terangnya.