Bisnis.com, JAKARTA — Selama kuartal ketiga 2017, PT Lippo Cikarang Tbk. memperoleh pendapatan sebesar Rp1,20 triliun dan laba bersih komprehensif Rp437 miliar, sedangkan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA untuk 9 bulan pertama tercatat Rp453 miliar.
Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) Ivan Budiono mengatakan bahwa hasil kuartal ketiga 2017 yang ditoreh perseroan kurang memenuhi harapan karena melemahnya pasar properti Indonesia pada periode tersebut.
“Namun demikian, dengan proyek Meikarta sebagai kota modern terlengkap, terindah, dan paling lengkap fasilitasnya, Lippo Cikarang memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan pada masa depan,” kata Ivan melalui siaran pers, Kamis (1/2/2018)
Pada Januari 2018, menurutnya, Meikarta meluncurkan menara baru yaitu Tower U.
Ivan menuturkan bahwa untuk periode 9 bulan 2017, pendapatan dari rumah hunian dan divisi apartemen adalah Rp939 miliar atau menyumbang 76,60% dari total pendapatan, sedangkan pendapatan dari divisi industri dan komersial tercatat Rp77,50 miliar, menyumbang 6,30% terhadap total pendapatan.
Adapun, besarnya pendapatan berkelanjutan (recurring income) LPCK menjadi Rp209 miliar pada kuartal ketiga 2017 atau naik 7% dibandingkan dengan periode yang sama 2016 yakni Rp195 miliar. Pendapatan berkelanjutan itu memberi kontribusi sebesar 17,10% terhadap total pendapatan LPCK.
Baca Juga
Total aset LPCK tumbuh 90,80% menjadi Rp10,80 triliun dari Rp5,60 triliun pada akhir 2016.
Ivan menuturkan bahwa pada 25 Januari 2018, untuk kedua kalinya Lippo Cikarang dianugerahi sebagai salah satu pemenang 100 Fastest Growing Companies Awards dari InfoBank untuk kategori Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan dengan predikat sangat bagus.
LPCK merupakan anak perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), perusahaan properti yang didukung oleh cadangan lahan yang besar serta pendapatan berkelanjutan yang solid. Bisnis LPKR terdiri atas residensial/rumah bandar (township), mal ritel, rumah sakit, hotel, dan manajemen aset.
Adapun, LPCK adalah pengembang kawasan perkotaan dengan luas area sekitar 3.250 hektare dengan industri sebagai basis ekonomi.
LPCK mengklaim telah berhasil membangun lebih dari 16.661 hunian, dengan populasi 51.250 orang dan 500.500 orang yang bekerja setiap hari di hampir 1.200 perusahaan manufaktur yang tersebar di kawasan industri Lippo Cikarang.
LPCK memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp2,50 triliun atau setara US$183 juta pada 26 Januari 2018.