Bisnis.com, JAKARTA - Avrist Asset Management memproyeksi indeks harga saham gabungan (IHSG) akan mencapai rekor baru ke level 7.000.
Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan, tahun ini pasar modal akan kembali rally meskipun tidak setinggi tahun lalu. Menurutnya, pasar saham akan tumbuh 10% atau berada di level 7.000.
"Optimisme ini didasari oleh derasnya arus dana asing yang masuk ke pasar saham," kata dia dalam acara Outlook 2018 & Potensi Index Fund 2018 yang digelar di Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Dia menambahkan, pada awal tahun ini pasar saham telah mendapat suntikan dana segar dari asing. Terhitung per 15 Januari lalu, investor asing telah menambah investasi di pasar saham senilai Rp4,6 triliun. Agresivitas ini mendorong kenaikan laju IHSG setidaknya sebesare 1,2% year to date.
Selain itu, kinerja dan laba perusahaan yang melantai di bursa diyakini akan terus meningkat. Farash menambahkan, pada 2015 lalu kondisi pasar saham cukup terpuruk. Namun kondisi itu mulai berubah sejak 2016 dan 2017. "Dua tahun terakhir sudah baik, dan tahun ini akan terus meroket," sambungnya.
Adapun sektor yang menurutnya cukup prospektif pada tahun ini adalah pertambangan yang didorong oleh membaiknya harga sejumlah komoditas unggulan termasuk harga minyak dunia, barang konsumsi yang tertolong oleh naiknya daya beli masyarakat, serta sektor perbankan.
Barang konsumsi diyakini menjadi sektor yang menjadi tulang punggung. Pasalnya, tahun ini daya beli masyarakat diprediksi akan stabil terutama setelah pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan seperti menetapkan harga untuk sejumlah kebutuhan pokok dan keputusan untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Ini berbeda dengan tahun lalu, di mana daya beli masyarakat tertekan akibat naiknya tarif dasar listrik serta tarif pembuatan surat tanda nomor kendaraan bermotor (STNK) dan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB).