Bisnis.com, JAKARTA--Harga tembaga menguat seiring dengan membaiknya data manufaktur China yang meningkatkan proyeksi tumbuhnya permintaan.
Pada perdagangan Selasa (3/1) pukul 17:05 WIB harga tembaga di bursa Comex untuk kontrak Maret 2017 naik 2,8 poin atau 1,q2% menjadi US$253,35 per pon. Adapun harga tembaga di London Metal Exchange (LME) meningkat 48,5 poin atau 0,88% menuju US$5.535 per ton pada penutupan perdagangan Jumat (30/12/2016).
Ric Spooner, chief investment strategist CMC Markets Asia Pacific, menyampaikan data PMI China memberikan dorongan kuat terhadap harga logam seperti tembaga. Sentimen ini meningkatkan proyeksi pertumbuhan permintaan di tengah rencana pemerintah dalam membangun infrastruktur.
Data manufaktur Caixin Purchasing Managers Index (PMI) China periode Desember 2016 mencapai 51,9, tertinggi sejak Januari 2013 sekaligus naik dari November sebesar 50,9. Indeks di atas 50 menandakan adanya ekspansi di sektor industri.
Adapun data PMI versi pemerintah menunjukkan penurunan tipis dari 51,7 pada November menjadi 51,4 pada Desember. Pencapaian pada bulan kesebelas merupakan catatan level tertingi sejak 2012.
"Indeks PMI mencatatkan kenaikan yang positif. Ini meningkatkan proyeksi tumbuhnya permintaan logam," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (3/1/2017).
Harga tembaga LME menanjak signifikan sejak Oktober 2016 dan mencatatkan peningkatan 17,65% pada tahun lalu. Peningkatan harga tembaga pasa bulan lalu didukung oleh sinyal rebound permintaan di China dan AS.
Presiden Trump berencana meningkatkan belanja infrastruktur, sementara pemerintah China melonggarkan kebijakan moneter untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Negeri Panda bakal memompa 4,7 triliun yuan (US$721,8 miliar) ke dalam sektor transportasi dalam tiga tahun ke depan.
Choice Financial dalam risetnya menyampaikan, harga tembaga LME melonjak sejak November seiring dengan ekspektasi belanja infrastruktur AS di bawah kepemimpinan Donald Trump. Trump berjanji mengalokasikan dana US$550 miliar dalam rencana lima tahun untuk membangun jalan, bandara, dan jembatan.
Aktivitas manufaktur di dua negara konsumen utama, yaitu AS dan China, juga mengalami peningkatan. PMI Manufaktur AS periode November mencapai 53,2, naik dari bulan sebelumnya 51,9.
Sementara itu, Negeri Panda sudah menginvestasikan US$1,4 triliun dalam 10 bulan pertama 2016 untuk infrastruktur seperti jalan, rel kereta api, dan jaringan telekomunikasi.