Bisnis.com, JAKARTA—Emiten garmen dan ritel pakaian jadi PT Trisula International Tbk tahun ini melakukan sejumlah aksi korporasi untuk merealisasikan target penjualan yang mencapai Rp1 triliun dengan bottom line Rp24,8 miliar.
Tjhoi Lisa Tjahjadi, Direktur Utama Trisula International, mengatakan aksi korporasi tersebut adalah melaksanakan pengalihan 94% saham di PT Trisula Garmindo Manufacturing (TGM), kepada PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing (TAM) di mana keduanya merupakan anak usaha perseroan yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat tersebut.
Divestasi tersebut meliputi 19.740 lembar saham senilai Rp62,84 miliar. Kemudian, perseroan pun melakukan akuisisi sebesar 50% saham senilai Rp3,3 miliar di PT Nissiel Garment Manufacturer yang merupakan perusahaan manufaktur garmen untuk wanita seperti blazer dan blouse untuk pangsa pasar internasional.
“Dengan aksi korporasi tersebut diharapkan dapat mendorong kinerja tahun ini dengan target penjualan hingga Rp1 triliun dan laba bersih Rp24,8 miliar,” katanya setelah rapat umum pemegang saham, Senin (18/4).
Target pertumbuhan yang dibidik perseroan pada 2016 tersebut untuk penjualan bersih naik sekitar 16% dari capaian tahun lalu sebesar Rp860 miliar. Adapun untuk laba bersih target yang dibidik itu naik 10% dari tahun lalu yang hanya Rp22,5 miliar.
Menurut dia, langkah perseroan itu ke depan akan berbuah optimalisasi customer mix serta konsolidasi dan penyatuan fungsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem kerja.
Ditanyai perihal belanja modal, sepanjang tahun ini perseroan berkode saham TRIS itu berencana mengalokasikan sebesar US$1 juta atau sekitar Rp13,5 miliar. Jika dirinci, capital expenditure (capex) itu akan dialokasikan untuk kebutuhan manufacturing sebesar US$700 ribu hingga US$800 ribu.
Adapun sisanya untuk keperluan bisnis ritel perseroan yaitu pembelian tanah untuk kantor dan gudang baru yang terintegrasi sekitar Rp3 miliar hingga Rp4 miliar. Hingga kuartal pertama tahun ini perseroan telah menggunakan capex sebesar Rp3 miliar untuk melakukan akuisisi tanah seluas 1.400 meter persegi di Ciputat, Tangerang Selatan guna kantor dan gudang tersebut.
Lisa menyebut, anggaran capex tahun ini berasal dari kas internal, serta pinjaman perbankan.
"Dananya 80% dari kas internal karena sisa laba bersih setelah pembagian dividen masih sekitar Rp13 miliar. Sisanya sebesar 20% dari pinjaman karena debt equity ratio (DER) kami posisinya masih di 0,74 kali," ujarnya.
Sementara itu, untuk tahun buku 2015 perseroan menyisihkan sekitar 37% dari laba bersih sebagai dividen atau setara Rp8,32 miliar untuk dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah tersebut senilai Rp8 per saham.
Dia menambahkan, pembangian dividen akan dilaksanakan perseroan sesuai dengan peraturan yang ada di pasar modal yaitu paling lambat 30 hari setelah keputusan RUPS.