Bisnis.com, JAKARTA--Reli harga tembaga selama enam sesi perdagangan berturut-turut terhenti seiring dengan keluarnya perkiraan data perekonomian China yang di bawah ekspektasi pasar.
Sejumlah ekonom memprediksi Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Negeri Panda sebesar 6,7%,, sejalan dengan proyeksi pemerintah sekitar 6,5%-7%. Namun, melonjaknya kredit pada Maret menambah kekhawatiran akan terjadinya pemulihan ekonomi.
Harga tembaga melanjutkan penguatan selama enam hari berturut-turut seiring dengan penguatan impor China, sebagai konsumen terbesar di dunia, yang melonjak pada Maret 2016.
Pada perdagangan Jumat (15/4) pukul 17:41 WIB harga tembaga Comex untuk kontrak Mei 2016 turun 1,7 poin atau 0,78% menjadi US$215,4 per pon. Angka tersebut menunjukkan sepanjang tahun berjalan harga sudah naik 3,21%.
Adapun harga tembaga LME (London Metal Exchange) pada penutupan perdagangan Kamis (14/4) naik 0,02% menjadi US$4.831 per ton, atau meningkat 4,81% sepanjang tahun berjalan.
Data bea cukai China menunjukkan impor tembaga mentah dan produk-produk tembaga naik 35,71% secara bulanan (m-o-m) pada Maret sebesar 570.000 ton dibandingkan Februari sejumlah 420.00 ton.
Secara keseluruhan, pembelian komoditas bahan baku kabel dan peralatan listrik ini pada kuartal I/2016 melonjak 30% menjadi 1,43 juta ton. Impor bijih dan konsentrat pada kuartal pertama juga melonjak 34% menjadi 1,37 juta ton. Namun, secara bulanan pada Maret jumlahnya terkoreksi 6,2%.
Departemen Industri Inovasi dan Sains Australia dalam risetnya memaparkan, harga tembaga pada 2015 mencapai level terendah dalam enam tahun terakhir. Harga di London Metal Exchange (LME) anjlok 17% menjadi rerata US$5.678 per ton.
Jatuhnya harga disebabkan penurunan konsumsi dan peningkatan produksi, sehingga menambah stok di LME dan Shanghai Future Exchange. Pertumbuhan permintaan China, yang berkontribusi sekitar setengah konsumsi dunia, melambat ke level terendah.
Harga tembaga 2016 diperkirakan masih menurun menuju ke US$4.790 per ton seiring dengan masih lemahnya pertumbuhan konsumsi global. Di sisi lain, produksi dari proyek-proyek skala besar akan terus berkembang.
Reli Harga Tembaga Terbentur Tembok China
Reli harga tembaga selama enam sesi perdagangan berturut-turut terhenti seiring dengan keluarnya perkiraan data perekonomian China yang di bawah ekspektasi pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

17 menit yang lalu
Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Stabil Dibanderol Rp2,03 Juta per Gram

13 jam yang lalu
Aguan Incar Marketing Sales PANI Tembus Rp5,3 Triliun pada 2025

19 jam yang lalu
Telkom (TLKM) Serap Belanja Modal Rp24,5 Triliun pada 2024
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
